Selasa, 24 Januari 2012

Terumbu Karang Kotabaru Rusak Lagi

Terumbu, harus dijaga
Terumbu Karang Teluk Temiang Dihajar Tongkang

KOTABARU – Daerah perairan Teluk Temiang Kecamatan Pulau Laut Barat yang terkenal sebagai surga lautnya Kalsel, kerena pesona terumbu karangnya, sekarang terancam. Pasalnya dari laporan salah seorang warga desa, H Sulaeman kepada Dinas Keluatan dan Perairan Kotabaru, telah terdampar dua tongkang (26/12) yang salah satunya bermuatan pupuk, dan sebagian tumpah kelautan sehingga menganggu sumber daya peraiaran disana.


Dari keterangan warga sekitar, satu tongkang yang bernama Ar Razaaq dan Tugboat Kahar terdampar dan merusak budidaya tiram mutiara dan terumbu karang, sedang tongkang satunya bernama Julkifli tedampar dalam keadaan miring sehingga menumpahkan pupuk yang dimuatnya kelautan. Diduga kedua tongkang tersebut tedampar karena anging laut yang kencang.


Sejak berita ini ditulis, baik warga maupun Dinas Kelauatan dan Perkananan tidak tahu siapa pemilik tongkang-tongkang dan tugboat itu. Karena ketika didatangi sudah dalam keadaan kosong. “Yang pasti kami sudah mengambil sampel pupuk dari laut, sebagai barang bukti,” ujar Kabid Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru, Ir Talib MP.


Berangkat dari hal tersebut maka pada hari Selasa (24/01), atas rekomendasi resmi dari Bupati pada hari Selasa (17/01), pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru segera membentuk dan menurunkan tim investigasi ke lapangan yang akan meneliti seberapa besar kerusakan perairan Teluk Temiang, sedang hasil ivestigasi itu nanti akan kembali dilaporkan ke Bupati H Irhami Rijdani.


“Kita belum tahu lagi seberapa parah kerusakan terumbu karang disana, nanti kita tunggu hasil dari penelitian tim. Mereka berangkat (Selasa (24/01, Red), lengkap dengan peralatan selam. Dari hasil penelitian mereka itu nanti kita akan bisa mengambil keputusan selanjutnya” ujar Talib, Selasa (24/01).


Dari keterangan warga, mereka mengaku sangat resah dengan adanya peristiwa itu. Susah payah kami pelihara terumbu karang, katanya, supaya sumber daya peraiaran kita terus terjaga dan semakin terkenal, namun dengan adanya tongkang yang masuk ke daerah perairan dangkal, malah merusak. “Padahal, mas, terumbu karang itu sangat lama tumbuhnya, perlu waktu bertahun-tahun,” ujar M Saripuddin guru di MTs DDI Teluk Temiang.


Sedangkan dari komentar Tim Pengawasan, Saiful, untuk sementara diduga kerugian yang diderita warga sangat besar. Karena bagaimanapun, katanya, sumber daya laut di derah Teluk Teminang sudah sangat terkenal di Kalsel. “Itu, baru kita bicara dari segi ekonomi, belum lagi kalau kita bicara dari segi aset daerah dalam bidang pariwisata,” ujarnya, yang besok Rabu (25/01), akan menyusul tim, untuk mencari tahu berapa kira-kira kerugian yang diderita warga. (mr-119)

Cerita Nelayan Kotabaru Korban Penembakan

Mempertanyakan Keadilan Bagi Seorang Nelayan Pesisir
Nasib Korban Penembakan Oknum Brimob Kelapa 2 Jakarta

 

Nasib nelayan..?
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itula nasib nelayan pesisir Kotabaru, Andi Baha, warga Hilir Muara yang beberapa minggu yang lewat ditembak oleh anggota Brimob Kelapa Dua Jakarta di laut. Akibat lukanya itu, dia sekarang sedang dirawat, dan ingin menjual kapal satu-satunya yang selama ini menemaninya bekerja mencari nafkah, karena sudah tidak bisa lagi bekerja.

 Yan, Kotabaru

Itu dituturkan Saparudin (45), ipar dari Andi Baha (60), ketika Radar Banjarmasin berkunjung kerumahnya hari Selasa (24/01). Dia melanjutkan kalau Andi sudah keluar dari RSUD Kotabaru sejak hari Kamis (19/01), setelah menjalani perawatan di ICU terhitung mulai hari Rabu (10/01).


Dalam perbincangannya, Saparuddin, bertutur bahwa Andi merupakan satu-satunya tulang punggung di keluarganya, anak-anaknya 6 orang, masih kecil dan belum ada yang bekerja, dan kesemua menjadi tanggungannya. “Lihat saja sendiri, itu SaIi anaknya yang paling kecil masih TK, dan si Ufik dan Rafil masih SD, Fito dan Rafil di SMP, sedang Evi juga sekola kelautan di Jawa,” ujarnya penuh tanda tanya akan nasib anak-anak Andi itu.


Bahkan beberapa hari ini dikeluarganya timbul wacanan hendak menjual kapal satu-satunya milik Andi. Meski harga kapal itu ketika sedang tidak terdesak seharga Rp70 juta ke atas, tapi mereka terpaksa ikhlas jika kapal itu harus terjuak dengan harga hanya Rp50 juta-an. Itu mereka lakukan, karena tidak ada pilihan lagi. “Kami tidak tahu lagi mau bagaimana,” ujar Fitriana, istri Andi.


Memang katanya, Kapolres Kotabaru AKBP Rosyanto Yudha Hermawan suda berjanji akan menanggung biaya rumah sakit, tapi itu hanya pengobatan saja, lantas bagaimana dengan nasib keluarga Andi. Mereka, tambahnya, tentu tidak bisa membeli segala macam kebutuhan sehari-hari, seperti membeli beras, telur, dan lain-lain bahan pangan dengan memakai kuitansi lantas diberikan ke Kapolres.


Dengan sulitnya keadaan itu, keluarga korban sangat meminta kepada Radar Banjarmasin agar kalau bisa pelaku itu harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada anak-anak Andi. Jangan hanya dihukum saja pelakunya, kata mereka berang, tapi pelaku dan awak kapal tongkang juga harus menggantikan biaya sehari-hari selama korban tidak bisa bekerja.


Ketua Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Kotabaru, sangat berharap agar kausus ini terus diusut dan dituntaskan pihak berwenang, juga agar Pemda dan anggota dewan yang berada di Kotabaru bisa turut membantu nasib keluarga dari korban. “Saya sangat menyesalkan kenapa peristiwa penembakan nelayan itu harus terjadi, padahal selama ini nelayan kita di Kotabaru memang biasa berteduh di badan tongkang ketika cuaca buruk,” ujarnya.


Sekedar mengingatkan, Andi pada hari Rabu (10/01) bersama almarhum Lampe, dan 3 rekan lainnya, pergi malaut. Saat sore sekitar pukul 16.00, karena cuaca buruk disekitar perairan Pula Sebuku, maka dia mengikatkan kapal ke tongkang yang ditarik Tugboat yang membawa kontainer dari arah Lamongan ke Mangkaliat. Saat cuaca sudah teduh, Andi lantas melepas tali kapal dan berencana pulang, namun tiba-tiba mereka diberondong peluru oleh anggota Brimob Kelapa Dua Jakarta dari arah tongkang, yang kemudian menewaskan Lampe, sementara Andi sendiri luka tembak di kaki dan pahanya. baca juga disini

dan disini

Kotabaru Akan Gunakan Teknik Nuklir

Udang, hasil laut Kotabaru
Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru Akan Manfaatkan Nuklir

KOTABARU – Terkait dengan kunjungan Kepala Dinas Kelutan dan Perikanan, Ir Talib MP, ke Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (PATIR-BATAN) Jakarta, tanggal 16-21 Januari, maka dalam waktu dekat ini pihaknya akan segera membuat pabrik pengolahan pupuk tanaman dan tepung dari bahan baku limbah udang.

Hal itu dia katakatan kepada Radar Banjarmasin pada hari Selasa (24/01), dikantornya. Dalam keterangan selanjutnya dia menerangkan kalau ternyata dengan melihat PATIR BATAN dari dekat, maka dia bisa melihat sendiri kalau teknologi nuklir yang selama ini sering digembar-gemborkan sebagai alat pembuat senjata, ternyata juga bisa menjadi alat untuk meningkatkan ekonomi rakyat.

Memang selama ini, limbah udang di daerah Kotabaru ada berton-ton dalam sebulannya terbuang secara percuma. Hal itu dikarenakan Kotabaru sendiri adalah merupakan daerah penghasil udang di kawasan Kalsel, dan setiap harinya Perusahaan Misaja Mitra Kobaru selalu saja mengekspor udang ke berbagai negara dengan hanya mengirim dagingnya saja, sementara kulit dan kepalanya dibuang ke laut.

Masyarakat nelayan sendiri, menyambut program dan rencana Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru dengan penuh harap. Pikir mereka, itu tentu akan menjadi ladang usaha tambahan bagi para penangkap udang. “Kalau memang limbah udang itu bisa dijadikan pupuk dan tepung dengan menggunakan teknologi nuklir, maka itu akan menjadi kabar gembira bagi perkembangan perekonomian nelayan di Kotabaru,” ujar Borrahim, Kepala Sekolah di Teluk Temiang.

Hal tersebu mendapat dukungan sepenuhya dari Bupati H Irhami Rijdani. Dia memang mengharapkan dalam pertemuan itu pihak-pihak yang telah melihat bagaimana bagusnya manfaat pemanfaatn teknologi nuklir dalam berbagai bidang akan diterapkan oleh dinas-dinas terkait. Sehingga, dengan itu pola pikir masyarakat bisa berubah, dari yang tadi merasa takut dengan nuklir maka akan menjadi berubah dengan memanfaatkannya.

Pihak Dinas sendiri, akan berusa secepatnya merealisasikan usaha pembuatan pupuk dan tepung berbahan limbah udang ini. Karena sangat disayangkan, kata Talib, kalau limbah udang tersebut hanya menumpuk dari hari-kehari tanpa pernah digarap, padahal kalau bisa dijadikan pupuk maka akan sangat besar keuntungan nelayan yang memiliki limbah udang, dan para ibu-ibu rumah tangga akan mempunyai pekerjaan tambahan bernilai ekonomis. (mr-119)

Bupati Kotabaru Ingatkan Konsultan Nakal

Bupati Peringati Kontraktor dan Konsultan

KOTABARU – Bupati H Irhami Ridjani berjanji dengan tegas akan menindak siapaun kontraktor jalan di Kotabaru yang terbukti tidak bekerja sesuai dengan anggaran dana yang telah diberikan. Itu dikatakannya disela-sela acara demo pengaspalan jalan yang dilakukan oleh PT Nextbasa Enterprise pada hari Jumat (20/01).


Hal itu kembali ditegaskannnya, sehubungan dengan adanya rencana pengasapalan jalan-jalan di pedesaaan daerah Kotabaru, dengan menggunakan produk baru dari PT Nextbasae Enterprise yakni larutan NBX Soil Stabilizer, dimana dengan larutan itu pengaspalan jalan tidak perlu membutuhkan batu yang banyak sebagai bahan pondasi.


Jadi dia sangat mengharapkan agar semua kontrator-kontraktor jalan di Kotabaru bekerja dengan jujur sesuai dengan anggaran dana yang telah diberikan, tidak memotongnya dengan berbagai macam cara seperti yang selama ini sering dikeluhkan warga. “Jadi jangan lagi ada terdengar kalau jalan-jalan yang dibangun tidak lama sudah rusak karena kulitas yang buruk,” ujarnya.


Selain itu, dia juga mengatakan agar pihak Kabid Bina Marga dan Sumber Daya Air yang menangani masalah pembangunan jalan benar-benar menerima kontartor-kontarktor yang bermutu, juga agar konsultan adalah mereka yang benar-benar ahli dibidangnya, sehingga bukan konsultan dari namanya saja, tetpi sama sekali tidak tahu menahu masalah pengerjaan jalan secara teknis.


Hal senada juga diungkapkan oleh Kabid Bina Marga dan Sumber Daya Air Kotabaru, H Adrian Noor ST MT. Dia meyakinkan kalau selama ini pihaknya juga serius dengan menerima semua kontarktor yang masuk, termasuk juga konsultannya. Dia menambahkan, semua kontraktor yang telah bekerja dengan melewati semua prosedur yang telah diberlakukan, seperti dengan mengikuti lelang sebelumnya.


Para masyarakat yang mendengar janji petinggi-petinggi di Pemkab Kotabaru pun mengaku gembira. Mereka sangat berharap agara janji tersebut bukan hanya diucapkan di bibir saja, tapi benar-benar dilaksanakan dengan sepenuh hati. “Kasian warga kalau jalan-jalan dibangun dengan kulitas seadanya saja, belum apa-apa suda rusak. Kan itu hanya menjadi pemborosan anggaran saja, disamping itu juga masyarakat akan berkurang kepercayaannya kepada pemerintah daerah,” ujar Suli warga Kotabaru. (mr-119)

Nelyan Kotabaru Ramai Buat Proposal

Nelayan Lontar Ajukan Proposal
ilustrasi

KOTABARU – Nelayan Lontar Kecamatan Pulau Laut Barat, mengebu-gebu membuat proposal minta bantuan dana ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru, demi mendapatkan Rp100 juta. “Nah, aku dengan kelompok nelayan disini, mati-matian belajar membuat propasal yang baik dengan beberapa guru SMP,” ujar A Yani warga Lontar.

Mereka membuat proposal itu terkait dengan pemberitaan Radar Banjarmasin sebelumnya tentang adanya bantuan P2HP (Pengolahan Pengembangan Hasil-Hasil Perikanan) yang ditangani oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru, dimana Kepala Dinas, Ir TaliB MAP mengatakan kalau tahun ini mereka mendapat kucuran dana sekitar Rp2 M, yang akan dibagikan kepada kelompok 20 kelompok nelayan. Sebelum pambagian, akan diadakan seleksi kepada proposal-prosal yang masuk, proposal mana yang lebih prioritas dan akan segera ditinjau kelapangan.

“Silakan saja nelayan Lontar Pulau Laut Barat, memasukkan proposal kepada kami, nanti setelah proposal sampai batas waktu yang akan ditentukan, maka kami akan menyeleksi proposal itu dan juga akan meninjau langsung kelapangan tentang kesesuaian proposal dengan kenyataan. Adapun yang menjadi prioritas adalah para nelayan miskin dan yang belum ada usahanya,” ujar Talib kepada Radar Banjarmasin, Senin (23/01).

Sekedar mengingatkan, program P2HP itu adalah program dari Dinas Perikanan dan Kelautan RI, dimana untuk Kalsel, Kotabaru adalah kabupetan yang mendapat dana paling besar dibandingkan kabupaten lain. Itu kata Talib, dikarenakan potensi kelautan Kotabaru yang sangat potensial, hingga program-program yang sifatnya untuk meningkatkan pendapatan nelayan harus terus dilakukan, demi terelisasinya visi Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru yakni mewujudkan daerah Kotabaru sebagai penghasil PAD (Pendapatan Asli Daerah) terbesar di Kalimantan dalam hal hasil perikanan dan kelautan.

Dana itu nanti, tambahnya, akan diberikan kepada kelompok nelayan tanpa dipotong biaya apapun, jadi kelompok murni akan menerima dana sebesar Rp100 juta, bahkan materai untuk pencairan dana tidak akan dibebankan kepada kelompok tapi itu akan disediakan oleh dinas. “Dan kalau ada pihak kami yang memungut dana tambahan kepada kelompok, silakan lapor langsung kepada saya,” tegasnya.

Karenanya masyarakat nelayan di daerah Kotabaru pun segera berlomba-lomba membuat proposal. Dan mereka sangat bersukur dengan adanya bantuan itu, karena selama ini mereka sangat kesulitan dalam permodalan. (mr-119)

Jembatan Ayun Kotabaru Diusahakan Segerga Dibangun

Bupati Usahakan Pertemuan Dengan Pusat,
Terkait Pembangunan Jembatan Ayun

KOTABARU – Bupati H Irhami Rijdani sudah delapan kali mendatangi Kementerian Kehutanan RI, mengurus tentang boleh tidaknya lahan cagar alam seluas kurang lebih 8 hektar d Tg Ayun dipakai untuk salah satu areal pembuatan Jembatan Tg Ayun, sebagai sarana transportasi dari Pulau Kalimantan ke Kabupaten Pulau Laut, Kotabaru.

Selama ini transportasi dari Pulau Kalimantan ke Kotabaru, juga yang sifatnya distribusi barang dan jasa, masih menggunkan jalur laut, salah satunya dengan kapal penyeberangan. Padahal, dari keterangan BPBD Kotabaru yang diambik dari situsnya, dikatakan kalau pembangunan jembatan ayun bisa selesai dan beroperasi secara optimal maka PDRB (Produk Daerah Regional Bruto) akan meningkat sebanyak 2,8% atau Rp150 M dalam setahun.

Sedangkan anggaran pembangunan jembatan sendiri sudah sedia, sejumlah Rp1 Triliun, dari PT Silo. Seperti yang dikatakan oleh Kabid Bina Marga dan Sumber Daya Air Kotabaru, H Adrian Noor ST MT, dengan dana sebesar itu maka Pemkab sudah bisa membangun konstruksi jembatan sepanjang 3 kilometer. Sayang, Kementerian Kehutanan RI belum memberikan keputusan izin pakai untuk sebagian areal cagar alam yang nantinya akan digunakan kontraktor meletakkan tiang-tiang pondasi jembatan.

Pemerintah sendiri, dalam hal ini Bupati, terus akan berupaya “membujuk” pusat agar bisa memberikan izin penggunaan 8 hektar lahan cagar alam itu. “Ini kita harapkan agar bisa secepatnya selesai, supaya roda perekonomian kita bisa lebih meningkat lagi. Doakan, semoga pada pertemuan berikutnya dengan Kementerian Kehutanan akan membuahkan hasil yang baik,” ujar Bupati Irhami Rijdani, Jumat (20/01), disela-sela acara demo pengasapalan yang dilakukan oleh PT Nextbase Enterprise di jalan depan Kampus Poltek Kotabaru.

Masyarakat pun menyambut baik usaha pemerintah daerah yang terus berupaya agar pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Pulau Kalimantan dengan Kotabaru bisa segera terealisasi. Karena, kata mereka, dengan adanya jembatan itu diharapkan transportasi barang dan jasa bisa terdistribusi dengan lancar. “Kalau hanya andalkan Fery, maka itu akan sangat lambat, karena Fery tidak bisa angkut sekaligus truk-truk yang bermuatan berbagai macama barang dagangan atau hasil perkebunan,” ujar A Yani, warga Pulau Laut Barat. (mr-119)

Speed Boat Kotabaru Tabrakan Dengan Kapal Balapan

Foto Iustrasi
Tabrakan Speed Boat dan Balapan, Satu Tewas

KOTABARU – Petang Sabtu (21/01) sekitar jam 19.00, warga Desa Rampa Kecamatan Pulau Sebuku berhamburan berlarian ke arah muara. Mereka bersicepat sampai, setelah mendengar kabar bahwa terjadi tabrakan antara kapal laut jenis balapan dengan speed boat penumpang tepat di di mulut muara yang merupakan pintu masuk jalur transportasi ke Pulau Sebuku.

Dari keterangan, kecelakaan petang itu telah menawaskan supir speed, Riduansyah (28) warga Desa Rampa Kecamatan Pulau Sebuku. Sementara keadaan speed, pecah di bagian lambung sebelah kanan tepat di areal kemudi, sedangkan kapala balapan anjungannya rompal. Padahal waktu itu speed membawa 5 orang penumpang dari Kotabaru ke Pulau Sebuku yang berangkat sekitar jam 18.00.

Kanit Reksrim Polses Pulau Sebuku, Bripka Darsono yang ditemui Radar Banjarmasin di kantor Pol Air Kotabaru, Minggu (22/01), membenarkan kecelakaan laut tersebut. “Saat itu speed membawa penumpang lima orang, yang kesemuanya selamat, ada yang berenang sendiri ketepian dan ada yang diselamatkan warga juga petugas disana,” ujarnya.

Kecelakaan tersebut, tambahnya diperkirakan terjadi kerena kelalaian supir, berhubung saat itu hari sudah gelap, dan diduga supir speed tidak menyalakan lampu malam. Dimana kemudian, speed dari arah Kotabaru melaju memasuki bibir muara, dan dari arah dalam muara sendiri sedang melaju balapa yang dikemudikan Agus Nur Handayani, hendak ke laut lepas, sehingga tabrakan pun tidak bisa dihindari.

Adapun nama-nama penumpang speed adalah: Bahtiar, Sahri Banung, Sandy, Ruswan dan Nawang. Sedangkan kapal Balapan selain dari supir, hanya ada satu awak kapal yakni Zainuddin. Dan sementara kasus ini, kata Darsono, masih dalam tahap penyidikan untuk melihat siapa yang  salah atau seperti apa nantinya.

Sementara ketika Radar Banjarmasin menghubungi para penumpang speed yang ingin menuju ke Pulau Sebuku, mereka mengatakan kalau peristiwa itu tidak perlu dirisaukam. Katanya, asal supir berhati-hati dalam mengemudi maka kecelakaan bisa dihindari. “Ya, kami dari Kotabaru kalau mau cepata sampai memang harus pakai speed, kerana hanya transportasi laut yang bisa kami lalui kalau mau kesana,” ujar Andi, warga Kotabaru yang hendak ke Pulau Sebuku. (mr-119) baca juga disni