Selasa, 24 Januari 2012

Jembatan Ayun Kotabaru Diusahakan Segerga Dibangun

Bupati Usahakan Pertemuan Dengan Pusat,
Terkait Pembangunan Jembatan Ayun

KOTABARU – Bupati H Irhami Rijdani sudah delapan kali mendatangi Kementerian Kehutanan RI, mengurus tentang boleh tidaknya lahan cagar alam seluas kurang lebih 8 hektar d Tg Ayun dipakai untuk salah satu areal pembuatan Jembatan Tg Ayun, sebagai sarana transportasi dari Pulau Kalimantan ke Kabupaten Pulau Laut, Kotabaru.

Selama ini transportasi dari Pulau Kalimantan ke Kotabaru, juga yang sifatnya distribusi barang dan jasa, masih menggunkan jalur laut, salah satunya dengan kapal penyeberangan. Padahal, dari keterangan BPBD Kotabaru yang diambik dari situsnya, dikatakan kalau pembangunan jembatan ayun bisa selesai dan beroperasi secara optimal maka PDRB (Produk Daerah Regional Bruto) akan meningkat sebanyak 2,8% atau Rp150 M dalam setahun.

Sedangkan anggaran pembangunan jembatan sendiri sudah sedia, sejumlah Rp1 Triliun, dari PT Silo. Seperti yang dikatakan oleh Kabid Bina Marga dan Sumber Daya Air Kotabaru, H Adrian Noor ST MT, dengan dana sebesar itu maka Pemkab sudah bisa membangun konstruksi jembatan sepanjang 3 kilometer. Sayang, Kementerian Kehutanan RI belum memberikan keputusan izin pakai untuk sebagian areal cagar alam yang nantinya akan digunakan kontraktor meletakkan tiang-tiang pondasi jembatan.

Pemerintah sendiri, dalam hal ini Bupati, terus akan berupaya “membujuk” pusat agar bisa memberikan izin penggunaan 8 hektar lahan cagar alam itu. “Ini kita harapkan agar bisa secepatnya selesai, supaya roda perekonomian kita bisa lebih meningkat lagi. Doakan, semoga pada pertemuan berikutnya dengan Kementerian Kehutanan akan membuahkan hasil yang baik,” ujar Bupati Irhami Rijdani, Jumat (20/01), disela-sela acara demo pengasapalan yang dilakukan oleh PT Nextbase Enterprise di jalan depan Kampus Poltek Kotabaru.

Masyarakat pun menyambut baik usaha pemerintah daerah yang terus berupaya agar pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Pulau Kalimantan dengan Kotabaru bisa segera terealisasi. Karena, kata mereka, dengan adanya jembatan itu diharapkan transportasi barang dan jasa bisa terdistribusi dengan lancar. “Kalau hanya andalkan Fery, maka itu akan sangat lambat, karena Fery tidak bisa angkut sekaligus truk-truk yang bermuatan berbagai macama barang dagangan atau hasil perkebunan,” ujar A Yani, warga Pulau Laut Barat. (mr-119)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar