Selasa, 24 Januari 2012

Cerita Nelayan Kotabaru Korban Penembakan

Mempertanyakan Keadilan Bagi Seorang Nelayan Pesisir
Nasib Korban Penembakan Oknum Brimob Kelapa 2 Jakarta

 

Nasib nelayan..?
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itula nasib nelayan pesisir Kotabaru, Andi Baha, warga Hilir Muara yang beberapa minggu yang lewat ditembak oleh anggota Brimob Kelapa Dua Jakarta di laut. Akibat lukanya itu, dia sekarang sedang dirawat, dan ingin menjual kapal satu-satunya yang selama ini menemaninya bekerja mencari nafkah, karena sudah tidak bisa lagi bekerja.

 Yan, Kotabaru

Itu dituturkan Saparudin (45), ipar dari Andi Baha (60), ketika Radar Banjarmasin berkunjung kerumahnya hari Selasa (24/01). Dia melanjutkan kalau Andi sudah keluar dari RSUD Kotabaru sejak hari Kamis (19/01), setelah menjalani perawatan di ICU terhitung mulai hari Rabu (10/01).


Dalam perbincangannya, Saparuddin, bertutur bahwa Andi merupakan satu-satunya tulang punggung di keluarganya, anak-anaknya 6 orang, masih kecil dan belum ada yang bekerja, dan kesemua menjadi tanggungannya. “Lihat saja sendiri, itu SaIi anaknya yang paling kecil masih TK, dan si Ufik dan Rafil masih SD, Fito dan Rafil di SMP, sedang Evi juga sekola kelautan di Jawa,” ujarnya penuh tanda tanya akan nasib anak-anak Andi itu.


Bahkan beberapa hari ini dikeluarganya timbul wacanan hendak menjual kapal satu-satunya milik Andi. Meski harga kapal itu ketika sedang tidak terdesak seharga Rp70 juta ke atas, tapi mereka terpaksa ikhlas jika kapal itu harus terjuak dengan harga hanya Rp50 juta-an. Itu mereka lakukan, karena tidak ada pilihan lagi. “Kami tidak tahu lagi mau bagaimana,” ujar Fitriana, istri Andi.


Memang katanya, Kapolres Kotabaru AKBP Rosyanto Yudha Hermawan suda berjanji akan menanggung biaya rumah sakit, tapi itu hanya pengobatan saja, lantas bagaimana dengan nasib keluarga Andi. Mereka, tambahnya, tentu tidak bisa membeli segala macam kebutuhan sehari-hari, seperti membeli beras, telur, dan lain-lain bahan pangan dengan memakai kuitansi lantas diberikan ke Kapolres.


Dengan sulitnya keadaan itu, keluarga korban sangat meminta kepada Radar Banjarmasin agar kalau bisa pelaku itu harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada anak-anak Andi. Jangan hanya dihukum saja pelakunya, kata mereka berang, tapi pelaku dan awak kapal tongkang juga harus menggantikan biaya sehari-hari selama korban tidak bisa bekerja.


Ketua Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Kotabaru, sangat berharap agar kausus ini terus diusut dan dituntaskan pihak berwenang, juga agar Pemda dan anggota dewan yang berada di Kotabaru bisa turut membantu nasib keluarga dari korban. “Saya sangat menyesalkan kenapa peristiwa penembakan nelayan itu harus terjadi, padahal selama ini nelayan kita di Kotabaru memang biasa berteduh di badan tongkang ketika cuaca buruk,” ujarnya.


Sekedar mengingatkan, Andi pada hari Rabu (10/01) bersama almarhum Lampe, dan 3 rekan lainnya, pergi malaut. Saat sore sekitar pukul 16.00, karena cuaca buruk disekitar perairan Pula Sebuku, maka dia mengikatkan kapal ke tongkang yang ditarik Tugboat yang membawa kontainer dari arah Lamongan ke Mangkaliat. Saat cuaca sudah teduh, Andi lantas melepas tali kapal dan berencana pulang, namun tiba-tiba mereka diberondong peluru oleh anggota Brimob Kelapa Dua Jakarta dari arah tongkang, yang kemudian menewaskan Lampe, sementara Andi sendiri luka tembak di kaki dan pahanya. baca juga disini

dan disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar