Minggu, 22 Januari 2012

Bupati Kotabaru Hadiri Pertemuan Triwulan Forum CD/CSR

Pemkab Kotabaru Terima Penghargaan Dari Latopi

Bupati H Irhami Ridjani terima cenderamata
KOTABARU – Kali ini Pemkab Kotabaru boleh berbangga, karena pada pertemuan triwulan Forum CD/CSR (Community Development/Corporate Social Responsibilty) pada hari Rabu (18/01) di Pinus Roon Grand Jatra Hotel Balikpapan, Pemkab Kotabaru mendapatkan penghargaan CSR For Indonesia Sustainbility Awards 2011 bidang pemberdayaan masyarakat oleh Latopi School CSR.

Menerima penghargaa tesebut, Bupati Irhami Rijani mengatakan bahwa memang selama ini, porgram CSR perusahaan-perusahaan di Kotabaru adalah merupakan wujud investasi sosial dan lingkungan yang diarahkan dalam rangka pembangunan sosial masyarakat di Kabupaten Kotabaru dan agar bisa sejalan dengan program pemerintah.

Dalam pertemuan  yang diprakarsai oleh PT Bahari Cakarawala Sebuku, PT Karbon Mahakam, PT Metalindo Bumi Raya dan PT Banjar Asri, Bupati juga menambahkan pentingnya kerjasama antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat sehingga pembangunan di daerah bisa berjalan lebih efektif dan efisien. “Ketiga pihak itu harus bekerja sama dan berpartisipasi dalam pembangunan,” ujarnya lagi menegaskan.

Adapun penghargaan itu, lanjutnya, jangan membuat kita terlena, tapi sebagai cambuk untuk terus meningkatkan keakraban antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat seperti yang sudah terjalin selama ini. Ketiga elemen ini haru terus bersinergi secara bersama-sama, yang fokus pembangunan untuk tahun ini terpusat pada infrastruktur, air bersih, listrik, ekonomi kerakyatan, peningkatan mutu pendidikan dan kesehatan.

Dalam forum tersebut juga dihadiri oleh Prof Dr Ir Totok Mardikanto MS (Ketua Assosiasi Profesi CSR Indonesia Jateng dan DIY) dan Iskandar Sembiring Corporate Forum for Community Development, dimana kedua tokoh tersebut menjadi narasumber yang memaparkan tentang berbagai macam konsep mengenai CD/CSR , agar bisa digunakan oleh pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan di Kotabaru.

Dalam acara itu juga diadakan dialog antara kedua narasumber tersebut dengan semua peserta forum. Sehingga dalam acara tersebut, yang juga dihadiri oleh Ketua DPRD Kotabaru Alpidri Supian Noor MAP, para peserta forum dapat dengan mudah memahami teknis-teknis pelaksanaan yang tepat guna dalam pengaplikasiannya ke masyarakat dan hubungan kerjanya dengan program-program Pemda. Dari itu wakil rakyat pun bisa mengaplikasikan hasil pertemuan tersebut dalam program-program mereka di tahun ini. (mr-119) Baca Juga Disni

Jalan Kotabaru Rencana Akan Diperbaiki Dengan Cepat

Jalan Desa Kotabaru Bisa Diaspal Dengan Cepat

KOTABARU – Tahun ini diharapkan pembangunan jalan pedesaan di seluruh Kecamatan di Kotabaru bisa selesai dengan cepat dengan penggunaan dana 50persen lebih murah, karena menggunakan sistem baru, dimana pengaspalan jalan tidak perlu lagi menggunakan bebatuan, cukup disiram dengan larutan kimia.

Itu dikatakan oleh Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani, hari Jumat pagi (20/11), saat dia dan kontraktor-kontraktor menyaksikan demo pengasapalan yang dilakukan oleh PT Nextbase Enterprise di jalan depan Kampus Poltek Kotabaru. Perusahaan tersebut menggunakan larutan baru bernama NBX Soil Stabilizer. Dengan larutan tersebut, katanya, pengaspalan akan menjadi lebih cepat dan lebih hemat biaya karena bebatuan yang selama ini diperlukan dalam pengaspalan, bisa diminimalisir.

“Kita bersukur dengan adanya teknologi yang baru ini. Dimana pengaspalan jalan bisa jauh lebih cepat dibanding dengan cara yang lama. Dari itu, kita mengharapkan agar para kontrakor segera mempelajari cara baru ini. Dan juga para Camat, hendaknya melaporkan setiap jalan yang rusak di daerahnya, sehingga bisa segera diperbaiki dengan cara yang labih murah dan efisien ini,” ujarnya Bupati humoris ini dalam sambutannya.

Hal tersebut dibenarkan oleh teknisi perusahaan Abdul Ghofur. Dia menambahkan, kalau pengaspalan dengan sistem dan larutan yang baru tersebut, bisa dilalui oleh kendaraan dengan muatan hingga 30 ton, sehingga sangat cocok untuk jalan pedesaaan yang banyak perusahaan perkebunannya, dimana mobil-mobil pengangkut hasil produksi perkebunan biasa lalu lalang.

Ketika ditanya, apakah daya tahan aspal jenis baru ini sama dengan aspal yang lama, maka dia menegaskan bahwa ketahanan jalan yang beraspal itu sangat tergantung dari parit. Apabila parit jalan bisa mengalirkan air dengan maksimal, utamanya ketika musim hujan, sehingga jalan tidak tergenang, maka jalan bisa awat dalam jangka waktu yang lama.

Ketika hal tersebut disampaikan kepada masyarakat, mereka menyambut dengan gembira adanya teknologi baru itu. “Sangat mendukung langkah Bupati yang terus berenovasi dengan cara-cara baru, sehingga bisa mempercepat pembangunan secara efisien dan tentunya hemat anggaran, sehingga sektor-sektor pembangunan lainnya bisa juga dimaksimalkan,” ujar Zainal Abidin guru SMPN 1 Pulau Laut Barat. (mr-119)

Warga Kotabaru Desa Baharu Utara Nikmati Raskin

DESA BAHARU UTARA NIKMATI RASKIN

KOTABARU – Besok (20/01) 350 Kepala Keluarga Desa Baharu Utara Kecamatan Pulau Laut Utara boleh bergembira. Pasalanya, seperti yang dikatakan oleh Pembakal Yuliansyah, para warga miskin di desanya akan mendapat bantuan berupa beras pembagian dari Bulog.

“Setiap bulan kami membagi-bagikan beras raskin ini kepada warga sekitar yang tingkat perekonomiannya di bawah garis kemiskinan, seperti tukan pentol, tukang becak, tukang bangunan, dan buruh-buruh pelabuhan yang memang banyak berdiam di desa kami ini,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin, Kamis (19/01).

Adapun selama ini pembagian raskin sendiri kepada warga selalu berlangsung tertib dan aman, karena warga lebih dahulu mendapat kupon, sehingga dengan itu bisa dihindari saling rebut dan rampas beras, seperti yang peranah terjadi di daerah-daerah lainnya.

Dalam bulan ini Bulog sendiri, kata Yuliansyah, memberikan bantuan sebanyak 134 sak beras isi 5 kilogram. Memang, akunya jumlah itu belum memadai lagi untuk memenuhi keperluan warga miskin di desa Baharu Utara, namun itu sudah patut disukuri warga yang mendapat bantuan, karena bisa membuat keluarga tidak perlu beli beras selama beberapa hari.

Sedangkan warga yang ditemui Radar Banjarmasin mengaku sudah tidak sabar menunggu hari esok (hari ini, Red). Rencananya, Nikmah (45), akan bersegera berangkat demi mendapat giliran awal dalam pembagian beras raskin itu. “Pokoknya ulun besok harus pagi-pagi, mudahan sempat dimasak untuk makan siang, ya lumayan, suami yang bekerja sebagai tukang becak bisa sedikit lepas bebannya beberapa hari,” ujarnya.

Yang jelas, Yuliansyah berharap agar pada saat pembagian para warga bisa bersabar dan membudayakan antri secara tertib demi kelancaran bersama. Karena akan sia-sia saja, tambahnya, jika bantuan yang diperuntukkan demi menunjang kesejahteraan warga dalam bidang pangan, malah akan menjadi hal-hal yang tidak diinginkan kalau para warga malah berebut dan saling mendahului dalam pembagian beras raskin.

Selain itu pihaknya juga berharap agar kalau bisa untuk pembagian bulan-bulan kedepan jatah beras raskin dari Bulog ke warga Baharu Utara bisa diperbanyak lagi kuotanya, sehingga jumlah masyarakat yang menerima bisa bertambah dari jumlah yang ada sekarang ini. (mr-119)

Harga Ikan di Kotabaru Naik

CUACA BURUK, HARGA IKAN MELAMBUNG

KOTABARU – Akibat cuaca yang buruk maka ikan-ikan jenis rumah-rumah dan bilis, sekarang mengakami kenaikan dua kali lipat di pasar Kotabaru. Kala pada hari-hari biasa ikan rumah-rumah biasa dijual Rp2500 per 20 ekor, sekarang harganya menjadi Rp5000.

Itu dikatakan oleh salah satu penjual ikan, Daeng Linong, di pasar harian Desa Baharu Utara Kotabaru. Dia kemudian menuturkan kalau mahalnya ikan-ikan kecil itu karena cuaca di laut sedang tidak bersahabat. “Kalau ikan seperti itu, biasanya yang paling banyak nangkap adalah nelayan bagang, dan sekarang nelayan bagang kesulitan menangkap ikan karena cuaca di laut sedang buruk, dan juga bulan sedang terang,” ujarnya, Kamis (19/01).

Namun dia menambahkan kalau biasanya keadaan itu hanya berlangsung sekitar 7 hari, selepas itu bisa diharapakan harga ikan-ikan itu bisa kembali normal. Itu, tambahnya, karena dia membeli ikan dari nelayan bagang di Sarangtiung Kecamatan Pulau Laut Utara, sedangkan kalau nelayan bagang di daerah Pulau Laut Barat baru beberapa hari yang lewat tidak dapat lagi mencari ikan sebab bagang-bagang disana telah diruntuhkan oleh badai.

Sedangkan para konsumen yang ditemui Radar Banjarmasin mengatakan sudah biasa, kalau tiap tahun, utamanya bulan-bulan sekarang harga beberapa ikan mengalami kenaikan. “Maknya saya memilih membeli ikan hasil tambak seperti ikan bandang ini, karena haraganya relatif stabil,” ujar Wati seorang pembeli di pasar harian Baharu Utara.

Disisi lain Staf Pengamat BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika) Kotabaru, Fajar mengatakan kalau akhir-akhir ini memang angin di atas perairan Kotabaru berhembus dengan kencang dan berpotensi menjadi badai. Hal itu, katanya, disebabkan dengan rendahnya tekanan udara di benua Australia, sehingga membuat angin monsun utara dan selatan yang kemudian bertemu menimbulkan awan konvektif dan bepeluang menjadi awan comolunimbus dan akhirnya bisa menimbulkan badai.

Dia juga memperingatkkan agar para nelayan di Kotabaru lebih berhati-hati ketika menacari ikan di laut, sebab kadang cuaca berubah menjadi buruk dengan tiba-tiba. Sarannya, ada baiknya jika para nelayan bersitirahat dulu sampai cuaca kembali normal seperti sedia kala. “Lebih baik stop dulu daripada kenapa-napa nantinya,” ujar pemuda yang murah senyum ini. (mr-119)

Bagang di Lontar Kotabaru Dihantam Angin

PULUHAN BAGANG LONTAR RUBUH DITERPA BADAI
BMKG: Kemungkinan Masih Ada Badai Susulan

KOTABARU – Pada hari Sa
btu (14/01), perairan di laut Pulau Laut Barat Lontar diamuk angin badai, sehingga mengakibatkan puluhan bagang rubuh. Kerugian nelayan pun ditaksir ratusan juta rupiah.

Ahmadi, warga Lontar yang ditemui Radar Banjarmasin di Kotabar (18/01), menceritakan peristiwa itu. Katanya, memang tiap tahun bagang di perairan Lontar pasti rub
uh ketika musim Barat seperti sekarang ini. “Kalau pian ke laut, maka pian hanya melihat bagang yang dulu berdiri sekarang hanya tinggal beberapa tiang saja lagi,” ujarnya.

Dia juga menambahkan bahwa musibah itu juga hampir membuat nyawa pamannya, Ruslan, hampir meninggal dunia. Hal itu, karena pada saaat kejadian, pamannya itu sedang berada diatas Bagang, dan bersama Bagang itulah dia larut hingga ke pantai Sekalian, sekitar 45 kilometer dari pantai Lontar dimana Bagan berdiri.

Sedangkan Tellah (60), seorang warga disana yang dihubungi Radar Banjarmasin via seluler mengaku sangat berduka dengan adanya peristiwa itu. Keluarganya yang hanya mengandalkan hasil dari Bagang sekarang tidak tahu harus bagaimana.

Memang selama ini angin Barat di Lontar menjadi momok paling menakutkan bagi para nelayan. Angin yang biasanya berhembus dari bulan Januari hingga bulan Juli, sering sekali memporak porandakan segala bangunan yang ada dilaut. Bahkan tahun kemarin jembatan PT IBT yang panjangnya 2 kilometer juga patah akibat terjangan kapal tongkang yang larut di bawa angin.

Menyikapi fenomena ini, pihak BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika) yang diwakili oleh Staf Pengamat, Fajar mengakatkan kalau kemungkinan masih bisa terjadi badai susulan yang diakibatkan oleh bertemunya dua angin monsun utara dan selatan. Pertemuan dua angin ini, lanjutnya, mengakibatkan timbulnya awan konvektif yang kemudian berpeluang menjadi awan comulonimbus, dimana awan comulonimbus sendiri dikenal sebagai awan penghasil badai.

Pihaknya sendiri akan terus memantau pergerakan angin di Kotabaru, dan terus mengabarkannya kepada masyarakat luas. Karena dia juga menyadari betapa pentingnya hasil pengamatan BMKG kepada para nelayan di Kotabaru yang sehari-hari mencari nafkah di laut.

Sedangkan saat berita ini diturunkan, kata Ahmadi, belum ada bantuan dari Pemda setempat kepada korban. Sedangkan korban rata-rata tidak mempunyai pekerjaan lain selain melaut. “Mudahan ada bantuan dari pemerintah untuk kami nelayan Lontar ini, karena kami tidak punya keahlian dan modal untuk pekerjaan selain dari nelayan,” ujar Be’du warga Lontar.

Ketua DPRD Kotabaru Alpidri Supian Noor MAP yang dihubungi Radar Banjarmasin via seluler, membenarkan bahwa tiap tahun pasti ada bagang yang rusak karena tekena badai di laut. “Memang biasa itu terjadi kalau musim Barat, sejak zaman orang tua saya bahari,” ujarnya.

Disi lain Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Cabang Kotabaru, Samsul mengatakan kalau rubuhnya bagang nelayan itu selain disebabkan oleh kencangnya angin, juga dikarenakan bangunan bagang sendiri yang terbuat dari bambu sehingga sangat mudah dibawa arus dan dirubuhkan angin, kalau dulu bangunan bagang terbuat dari kayu bakau sehingga lebih kuat.

Dia juga menyarankan agar pihak pemerintah Kotabaru memberikan bantuan kepada warga yang Pulau Laut Barat. Karena kasian, tambanya, dan seperti yang dituturkan para nelayan kalau mereka itu tidak mempunyai keahlian lain selain dari melaut.

Dan akibat dari musibah itu, otomatis untuk beberapa bulan kedepan pasokan ikan teri Lontar akan mengalami kekosongan, dan membuat harga di pasaran melambung berkali-kali lipat. (mr-119)

Basarnas Kotabaru Siap Hadapi Bencana

Tongkang larut karena angin
BASARNAS SIAP HADAPI BENCANA DI LAUT

KOTABARU – Menjawab keresahan para warga pesisir di Pulau Laut Barat Kotabaru tentang statemen dari Staf Pengamat BMKG (Badan Meteorologi Klmatologi Geofisika) Kotabaru , Fajar yang mengatakan bahwa kemungkinan akan ada badai susulan di laut, maka pihak Basarnas (Badan SAR Nasional) Cabang Kotabaru yang diwakili oleh Staf Operasional Adi pada hari Rabu (18/01) mengatakan kesiapannya menghadapi bencana di seputaran Kotabaru.

Adi mengatakan kalau memang untuk daerah Kotabaru daerah yang paling rawan terjadinya bencana adalah di laut. Untuk tahun 2011 saja, katanya, tim Basarnas sudah berapa kali turun kelaut terkait berbagai musibah. “Jadi saya pribadi menyarankan agar untuk bulan-buan ini para nelayan hendaknya lebih waspada ketika berada dilaut, dan kalau terjadi apa-apa mereka bisa hubungi kami di 0518770911,” ujarnya.

Adapun untuk tahun ini Basarnas sendiri telah dilengkapi dengan 16 personil yang semuanya telah dilengkapi berbagai macam keterampilan termasuk keterampilan medis. Disamping itu mereka juga dilengkapi dengan sebuah mobil penyelamat berjenis Ranger, 2 buah kendaraan roda dua, 1 buah speed boat, 1 buah kapal karet dan 1 buah genset berjalan, serta peralatan selam yang akan dikirim oleh Basarnas Banjarmasin.

Dia juga mengakui bahwa fasilitas mereka itu belum terlalu lengkap, namun itu sudah bisa diandalkan untuk ikut berpartisapasi dalam menyelamatkan korban bencana di seputaran Kotabaru. Dan, tambahnya, para warga Kotabaru jangan segan untuk menghubungi mereka ketika ada kejadian bencana yang menimpa, karena tugas itu memang ada di pundak tim Basarnas.

“Kami tidak sendiri, masih banyak juga tim-tim di Kotabaru yang bersedia menyumbangkan tenaganya dalam penanggulangan bencana, sebut saja tim dari Angkatan Laut Kotabaru dan Pol Air Kotabaru, mereka semua sudah sangat terampil dalam menanggulangi bencana-bencana yang terjadi di perairan Kotabaru,” ujarnya lagi.

Sementara warga Pulau Laut Barat yang sempat bertemu dengan Radar Banjarmasin mengaku senang dengan janji dari Basarnas itu. Mereka berharap, meski Pulau Laut Barat termasuk daerah yang jauh dari pusat kota, tapi tim bisa tetap mebantu mereka ketika diperlukan. Karena selama ini mereka sendiri ingin sekali melihat tim yang terkenal sigap dan tangkas dalam menanggulangi bencana di laut. (mr-119)

Nelayan Kotabaru Pakai Izin Perpanjangan

IZIN NELAYAN KOTABARU DIPERPANJANG

KOTABARU – Para nelayan Kotabaru yang pada hari Senin (09/01) mengadakan rapat dengan DPRD mengenai izin melaut yang selama ini telah mati, maka tadi, Rabu (18/01), ketua DPRD Alpidri Supian Noor MAP mengatakan kalau nelayan sudah diberikan izin perpanjangan, sehingga mereka sudah bisa melaut kembali, sampai batas waktu yang ditentukan.

Memang selma ini nelayan Kotabaru mengeluh sulitnya mengurun izin pasca kecelakaan kapal KM Martasiah. Dan itu diakui oleh oleh Hari Rahman, anggota komisi 1 DPRD Kotabaru, , bahwa pascakecelakaan kapal tersebut, pihak kepolisian laut mencoba menertibkan para nelayan dengan memperbaharui izin melaut utamanya bagi kapal dengan bobot diatas 7 ton.

Sulitnya, para nelayan merasa peraturan yang baru ini cukup merepotkan. Hal itu ditegaskan oleh Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Cabang Kotabaru, Samsul, yang mengatakan dengan adanya peraturan baru tersebut maka nelayan akan mengurus surat izin ke Adpel (Administrasi Pelabuhan). Dimana tentu prosedurnya tidak mudah, karena kapal harus benar-benar diteliti langsung di lapangan, bobot kapal dan juga hal-hal lain yang menyangkut kelaikan jalan.

Memang selama ini, ujar staf Dinas Kelautan dan Perikanan, yang namanya enggan disebutkan, mengatakan kalau izin melaut sangat mudah prosesnya, cukup surat keterangan dari Pembakal di desa, maka kapal sudah bisa melaut. Ini menyangkut dengan adanya fakta bahwa melaut merupakan salah satu matapencaharian sebagian besar penduduk di Kotabaru.

Sehingga dengan adanya kecelakaan kapal laut KM Martasiah, maka pihak pemerintah rupanya berupaya kedepannya agar peristiwa naas tersebut tidak terulang lagi, yakni dengan menertibkan izin melaut yang lebih ketat kepada kapal-kapal yang berlayar di Kotabaru. (mr-119)

Polres Kotabaru Sita Miras


MIRAS IMLEK DISITA POLRES

KOTABARU – Apes, itulah nasib Andre warga Jl Veteran Kotabaru. Miras yang katanya akan dia gunakan untuk acara imlek nanti, habis disita oleh Polres Kotabaru dari Satuan Narkoba dan Sabara, Rabu (18/01). Tercatat sektar 13 krat bir atau sekitar 500 kaleng, miliknya sekarang sudah diamankan di ruang penjagaan Polres Kotabaru.

Kasat Narkoba Iptu Tukiman mengatakan kepada Radar Banjarmasin kalau mereka mendapat laporan dari warga tentang adanya peredaran miras di Hotel Cristal Jl Veteran Kotabaru. Mendapati laporan tersebut pihaknya bersama Satuan Sabara yang dipimpin Kasat Sabara Akp Ruslan Gunarjo sekitar jam 13.30 segera menggerebek hotel, dan didalam gudang ditemukan tumpukan bir sebanyak 11 krat.

Ketika ditanya, pemillik Hotel, T (65), mengatakan kalau bir itu adalah milik A yang dititipkan di Hotel. Dan berdasarkan keterangan tersebut, polisi lantas pergi kerumah Andre , dimana disana ditemukan lagi 3 krat bir (1 krat sekitar 24 kaleng, Red).

Adapun A sendiri dalam pengakuannya mengatakan kalau bir itu disediakan untuk acara Imlek nanti, dan untuk kalangan sendiri, tidak untuk dijual. “Bir itu hanya untuk Imlek, sekedar meramaikan suasana nanti,” ujarnya.

Namun Phl Sat Narkoba Aiptu Riatman Purba beromentar bahwa tindakan A itu diduga telah melanggar Perda No 6 pasal 2 tahun 2004 tentang Miras, dimanaa baik yang mengkonsumsi atau yang mengedarkan akan dikenakan ancaman hukuman maksimal 6 bulan penjara dan denda sebanyak Rp5 juta.

Disisi lain Kapolres Kotabaru, AKBP Rosyanto Yudha Hermawan, memebenerkan penangkapan yang dilakukan anak buahnya itu. Dan kasus masih dalam penyidikan untuk mencari tahu apakah benar bir milik A itu hanya untuk Imlek atau juga dijual kepada masyarakat umum. (mr-119)

Nelyan Kotabaru Ditawarkan Bantuan Ratusan Juta Dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru

NELAYAN, MASUKKAN PROPOSAL SERATUS JUTA MENANTI

KOTABARU – Nelayan Kotabaru boleh bergembira tahun ini, pasalnya Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Ir TaliB MAP, mengatakan kepada Radar Banjarmasin (16/01) bahwa tahun ini pihaknya akan dikucurkan dana sebesar Rp2 milyar dari Kementerian Perikanan dan Kelautan untuk pengembangan 20 kelompok nelayan di Kotabaru lewat program P2HP (Pengolahan Pengembangan Hasil-Hasil Perikanan).

Sehingga nanti dana sebesar itu akan diberikan masing-masing Rp100 juta perkelompok nelayan yang mengembangkan usaha penangkapan ikan. Adapun kelompok yang akan diberikan nanti, melihat hasil dari proposal mereka dan keadaan yang ada dilapangan. “Jadi nanti kita akan lihat semua proposal permohonan nelayan yang masuk, dan juga akan ditinjau dilapangan, setelah itu akan kita buat peringkat prioritas,” ujarnya.

Hal itu dilakukan, katanya, karena potensi kelautan Kotabaru yang sangat besar, hingga program-program yang sifatnya untuk meningkatkan pendapatan nelayan harus terus dilakukan, demi terelisasinya visi Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru yakni mewujudkan daerah Kotabaru sebagai penghasil PAD (Pendapatan Asli Daerah) terbesar di Kalimantan dalam hal hasil perikanan dan kelautan.

Dana itu nanti, tambahnya, akan diberikan kepada kelompok nelayan tanpa dipotong biaya apapun, jadi kelompok murni akan menerima dana sebesar Rp100 juta, bahkan materai untuk pencairan dana tidak akan dibebankan kepada kelompok tapi itu akan disediakan oleh dinas. “Dan kalau ada pihak kami yang memungut dana tambahan kepada kelompok, silakan lapor langsung kepada saya,” tegasnya.

Jadi dia sangat menyarankan agar kelompok nelayan Kotabaru khususnya yang berusaha dalam bidang penangkapan agar bisa mengajukan permohonan bantuan usaha, dengan cara mengusulkannya lewat proposal, sesegera mungkin. Karena sebagai putra daerah Kotbaru, dia telah bersaha maksimal dalam memberikan peyanan kepada nelayan Kotabaru, dan untuk dana bantuan kali ini Kabaputen Kotabaru menerima dana paling besar dibanding daerah-daerah lain di Kalsel.

Di akhir wawancara dia berpesan kepada masyarakat nelayan Kotabaru agar jangan segan untuk berdialog dengan pihak dinas terkait segala macam problematika terkait masalah modal. Pihak dinas, ujarnya, akan berusaha membantu mengembangkan taraf pendapatan para nelayan, dengan cara memberikan rekomendasi kepada bank bagi warga yang ingin meminjam dana di bank, sehingga dengan adanya rekomendasi dari dinas biasanya bank akan mau memberikan pinjaman. Sebab dia juga mengakui bahwa bantuan-bantuan pemerintah tentu belum bisa mencukupi semua tuntutan dari nelayan Kotabaru. (mr-119)

Pemancing Kotabaru Tewas Tenggelam

GARA-GARA KAKAP NYAWA MELAYANG

KOTABARU – Siang Kamis (19/01), sekitar jam 11.00, Pelabuhan Panjang geger oleh kerumunan dan jerit histeris warga. Pelabuhan yang tidak terlalu besar itu tumpah ruah olah masa, sementara kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan tampak oleng karena dipadati warga yang menyaksikan detik-detik mayat Erly Effendy (35), diangkat dari dasar laut.

Berdasarkan keterangan ayahnya, Yansah, Erly yang warga RT 12 Jl Antasan Kuin Kecamatan Pulau Laut Utara dan sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di Warung Selma, tenggelam di laut bawah Pelabuhan Panjang sekitar jam 01.00 malam (19/01). Dimana saat itu, katanya, Erly sedang memancing ikan bersama temannya, Gusti Rakhmadi.

Saat sedang asik-asiknya memancing, tiba-tiba umpan Erly dipatuk ikan. Ikan itu, cerita ayah Erly, sangat kuat menarik nilon sehingga Erly memutuskan untuk menyelaminya. Dia pun lantas membuka pakaiannya, hingga tinggal bercelana dalam saja, turun ke dinginnya laut, sementara Gusti memegang nilon dari atas jembatan.

Tidak lama menyelam, Erly menyembul kepermukaan, sambil tangannya menggenggam ekor ikan kakap yang memang sangat besar. Saat itu dia, katanya, sempat berujar gembira karena kebehasilannya. “Nah, liat aku dapat iwak ganal,” ujar ayahnya menirukan ucapan anaknya.

Namun ikan itu ternyata sangat kuat, dan berhasil melepaskan diri. Kira-kira penasaran ingin mendapatkan ikan kakap besar, dia pun lantas kembali menyelam. Nah, saat menyelam yang kedua kalinya itu, Erly yang sudah pisah dengan istrinya ini dan mempunyai seorang anak umur 3 tahun, tidak muncul-muncul lagi.

“Aku sudah melarangnya memancing, tapi dia keras kepala. Katanya, dia bermimpi ada melihat sumur yang banyak ikannya, dan itu dia percaya sebagai tanda akan dapat ikan besar kalau memancing,” ujar ayahnya lagi dengan sedih.

Sementara dari keterangan anggota Tim Basarnas, Adi, korban diduga ada terantuk tiang kayu ulin pelabuhan, karena pada malam itu arus laut sangat kencang. Akibatnya, korban yang diakui oleh keluarganya pandai berenang ini, diperkirakan pingsan setlah terantuk dan kehabisan oksigen di dasar laut. Itu didukung dari keterangan nelayan tradisional, Usman, yang pertama kali melihat mayat, mengatakan kalau posisi mayat dalam keadaan tertelungkup di dasar laut.

Kasat Pol Air Akp Rokhmadi saat ditemui Radar Banjarmasin membenarkan cerita itu, dan menambahkan kalau Penemuan mayat Erly, berhasil dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Tim Basarnas Kotbaru, Pol Air dan 6 orang penyelam tradisional Kotabaru. Penemuan itu sendiri, diawali dengan kerja keras tim baik di dalam laut dengan menggunakan perlatan selam, juga dengan menyisir daerah laut dalam radius hingga 500 meter dari titik jatuh korban, mulai dari puku 01.00 malam (19/01) sampai keesokan harinya ketika mayat telah ditemukan.

Para pemancing yang sore sehabis kejadian ditemui Radar Banjarmasin, mengakui kebiasaan menyelam ketika umpan dimakan ikan kakap besar sering dilakukan mereka yang jago berenang. Sebab, umumnya nilon yang digunakan tidak terlalu kuat, hingga bila ditarik secara paksa ada kemungkinan putus, juga di bawah jembatan banyak sekali kayu, dan sangat menyusahkan untuk menarik ikan secara manual. “Kalau dapat ikan besar, kalau tidak diselami rasanya gimana gitu, penasaran, mas,” ujar Iwan seorang pemancing sambil melemparkan mata kailnya ketengah laut.

Belum lagi dengan kenyataan bahwa mendapatkan ikan besar bisa membuat isi kantong pemancing bertambah. Dipasaran sendiri, harga ikan kakap satu kilonya Rp25 ribu. Dan ikan kakap yang sempat dipegang ekornya oleh Erly, diperkirakan berbobot 7 kilo ke atas. Maka, pemancing di pelabuhan Kotabaru pun merasa bahwa meninggalnya korban adalah takdir, sedang mereka tetap harus melanjutkan pekerjaan harian itu, baik hanya sekedar hobi atau mencari tambahan nafkah buat keluarga. (mr-119)