Senin, 23 Januari 2012

Kapten Delta Sembada Berlayar ke Marabatuan Dengan Berbekal Tandatangan

Penumpang Minta Delta Sembada Segera Berangkat 
Berlayar Dengan Tandatangan Kapten Kapal

Kapal Sulawasi yang bebas merapat di Kotabaru


KOTABARU – Minggu (22/1), ricuh ratusan penumpang kapal Perintis Delta Sembada terjadi lagi. Mereka yang kurang lebih seminggu belum bisa pulang ke Marabatuan ini pun sudah bersiap sedia untuk berunjuk rasa di kantor Adpel Kotabaru. Bahkan Danramil Pulau Laut Kepulauan, M Manurung dengan baju seragamnya juga mulai hilang kesabaran dengan ketidakpastian dari Adpel, apakah kapal perintis ini boleh berlayar atau tidak.

Namun hal tersebut urung dilakukan setelah Radar Banjarmasin mencoba mencari kembali kepastian, apakah kapal boleh berangkat atau tidak, ke kantor Adpel Kotabaru. Disana Perwira Jaga, Taufik Rahman mengatakan, kalau kapal Perintis bisa saja berlayar, dengan catatan kapten kapal harus menandatangani surat pernyataan, bahwa kalau terjadi apa-apa maka itu adalah tanggung jawab kapten. 

“Itu kami lakukan karena mengingat banyaknya penumpang kapal yang sudah sangat mendesak untuk pulang, sedangkan izin berlayar yang resmi baru akan diberikan kalau sudah di lakukan pemeriksaan oleh Tim Adpel nanti,” ujarnya. Dengan kata lain, dibolehkannya kapal berlayar adalah karena kabijakan Adpel saja.

Pada awalnya Kapten Kapal Perintis Delta Sembada, Usman, tidak mau menandatangani surat pernyataan itu, karena menurutnya, tanggung jawab keselamatan awak kapal kalau terjadi apa-apa adalah bukan tanggungjawabnya sendiri saja, tapi juga tanggung jawab Adpel. “Masa cuma saya yang tandatangan, kan di pelabuhan sini ada koordinatornya, yaitu Adpel,” ujarnya.

Lantas untuk kejelasan, Usman pun segera mendatangi kantor Adpel. Disana terjadi perbincangan alot antara Usman dan Taufik Rahman. Dalam penjelasannya, Taufik mengatakan bahwa meski tidak ditandatangani surat pernyataan itu, namun sesuai dengan UU No 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, keselamatan penumpang tetap menjadi tanggung jawab nahkoda.

Tambahnya, surat itu dibuat untuk berjaga-jaga saja, karena secara prosedur sebenarnya Kapal Perintis Delta Sembada belum dibolehkan, menunggu hasil pemeriksaan yang biasanya akan dilakukan oleh Kasubsi Kelaikan Kapal, Adpel Kotabaru Capt YK Te'Dang. Sayang waktu itu Te’dang sedang tidak ada di tempat. Dan akhirnya Usman pun menerima tawaran dari Taufik untuk menandatangani surat pernyataan itu dan akan segera berangkat ke Marabatuan kemarin juga.

Sekadar mengingatkan, persoalan kapal Perintis Delta Sembada berawal adanya pembaharuan izin berlayar oleh Adpel Kotabaru. Dimana Kasubsi Kelaikan Kapal, Adpel Kotabaru Capt YK Te'Dang mengatakan kalau memang keamanan kapal perlu diperiksa lagi, apakah sudah laik jalan atau belum. Seperti masalah kelangkapan pelampung dan lain-lainnya. Karena sejatinya kapal itu adalah kapal penumpang, bukan kapal barang.

Namun menurut Kapten Kapal Usman, Dirjen Perhubungan RI sudah memberikan izin kepada Delta Sembada untuk membawa penumpang, karena kapal itu adala kapal perintis yang menjadi alat transportasi bagi daerah-daerah kepulauan yang rawan terisolir. 

Sementara itu, desakan agar Delta Sembada segera berlayar, juga disampaikan oleh para penumpang.  “Tuh, lihat, kapal Sulawesi yang kayu itu kenapa bisa bebas berlayar,” tanya Andi Aji Daeng Matantang, seorang penumpang yang heran, mengapa kapalnya tidak diperbolehkan berlayar. 

Padahal ia membandingkan, kapal bernama Cahaya Intan itu lebih kecil dari Delta Sembada. Belum lagi dengan perbandingan kalau kapal itu terbuat dari kayu, sedangkan kapal perintis Delta Sembada terbuat dari besi. Sehingga diyakini lebih tangguh dalam mengarungi lautan. (mr-119/yn/bin) Baca Juga Disini

Penumpang Delta Sembada di Kotabaru Batal Demo

Pulau Sembilan, Kaya Potensi
Kapal Barang yang Layani Penumpang di Kotabaru 
Delta Sembada Boleh Berlayar


KOTABARU – Rencana awak dan penumpang kapal Delta Sembada untuk berdemo di kantor adpel Pelabuhan Panjang besok (Minggu,22/01) sepertinya bakal batal. Pasalnya Kasubsi Kelaikan Kapal, Adpel Kotabaru Capt YK Te'Dang, selepas magrib tadi malam mengatakan, kalau kapal sudah diizinkan berangkat.

Kontan ketika hal itu disampaikan, awak dan Kapten mengaku senang dan berencana akan berlayar Minggu (22/01). “Kalau memang benar, maka berita itu kami sambut dengan gembira, semoga tidak ada perubahan apa-apa dengan janji Adpel itu,” ujar Kapten Kapal Delta Sembada, Usman kepada Radar Banjarmasin (20/1).

Namun apabila ternyata izin itu hanya dimulut saja katanya, jangan salahkan kalau nanti para penumpang kapal akan kembali berdemo di kantor Adpel.

Sekadar diketahui, berapa hari ini sejumlah warga Marabatuan sedikit resah dengan nasib Kapal Perintis Delta Sembada yang sempat dicekal keberangkatannya. Karena kapal tersebut dianggap tidak mempunyai fasilitas keamanan berlayar yang lengkap. Salah satu alasan lain pencekalan itu, dikatakan Te’Dang, karena kapal itu sesungguhnya adalah kapal barang, bukan kapal penumpang.

Namun hal itu dibantah oleh Kapten Usman. Dia menegaskan kalau Dirjen Perhubungan RI sudah memberikan izin kepada Delta Sembada untuk membawa penumpang, karena kapal itu adala kapal perintis yang menjadi alat transportasi bagi daerah-daerah kepualaun yang rawan terisolir.

“Ah, pencekalan itu hanya alasan saja, sepertinya Adpel belum berpengalaman lagi mengenai kelautan di Kotabaru ini,” ujarnya.

Memang, kata Humas PT IBT M Sarifuddin, warga Marabatuan dan sekitarnya sangat memerlukan kapal perintis seperti Delta Sembada, sebab seperti sekarang ini, gelombang tinggi akibat musim Barat dan itu sangat berbahaya bagi nelayan berbelanja ke kota dengan memakai kapal-kapal kecil. “Dulu, bahkan sampai berbulan-bulan warga disana tidak berani keluar, karena gelombang yang sangat tinggi,” ujarnya.

Meski diakuinya, kalau keadaan perokonomian nelayan di Pulau Laut Kepulauan lebih baik di banding nelayan di Pulau Laut Barat. Karena sumber daya lautnya yang melimpah, tambahnya.  

“Meski keadaan ekonomi mereka lebih baik, letak geografis mereka itu berada jauh terpencil dan hanya merupakan kumpulan pulau-pulau di Selatan Kotabaru. Sehingga mereka juga kesulitan dalam mengembangkan aspek-aspek kehidupan mereka dibidang lainnya, sperti pendidikan, olahraga, dan kesehatan,” ujarnya. (mr-119/yn/bin) Baca Juga Disini