Pedagang Sulawasi bongkar pisang |
Radar Banjarmasin, Grup Jawa Pos, adalah salah satu koran harian yang mengabarkan berbagai berita dari penjuru Kalsel, dan untuk blog ini dikhususkan bagi berita-berita seputaran Kotabaru.
Kategori Berita Kotabaru
- Berita dalam Cerita (Feature) (7)
- Ekonomi dan Bisnis (11)
- Hukum dan Kriminal (11)
- Kelautan dan Perikanan (23)
- Kesehatan (3)
- Pemkab Kotabaru (24)
- Pendidikan (11)
- Pertanian dan Perkebunan (5)
- Suara Saijaan (49)
- Tahukah Anda (27)
Sabtu, 21 Januari 2012
Durian Kotabaru Prosuksinya Berkurang
PRODUKSI DURIAN KOTABARU BERKURANG
KOTABARU – Tahukah anda kalau salah satu para penjual durian di
Kotabaru tahun ini mengeluh akan produksi durian lokal. Pasalnya, kata
mereka produksi durian tahun ini menurun dibanding tahun kemarin,
sehingga mau tidak mau penjual durian di pasar menaikkan harga.
Kata sebagian penjual penyebab dari berkurangnya durian adalah karena buah durian di kebun petani banyak
diserang tupai. “Sekarang durian banyak yang diserang tupai, makanya
para petani durian tidak terlalu banyak mempunyai buah,” ujar Wati
seorang penujual durian di Kotabaru.
Dia sendiri selama ini
mengaku membeli durian dari Kecamatan Tanjung Batu, karena pasokan buah
di daerah seputaran Kecamatan Pulau Laut Utara Kotabaru sangat kurang,
dan juga kualiatas buahnya tidak sebaik dengan kualitas buah di
Kecamatan Tanjung Batu.
Dan itu juga diakui oleh para pembeli
durian yang dijumpai Radar Banjarmasin. Mereka mengatakan kalau
penjualan durian tahun ini tidak semarak tahun kemarin. “Kalau tahun
kemarin, mas, para penjual durian di jalan daerah Desa Selino banyak di
pinggir jalan, mereka manjual buah dengan cara membuat pondok-pondok,
dan saking banyaknya penjual buah maka kita seperti masuk dalam pasar.
Sekarang penjualnya sedikit, hanya satu dua yang kita jumpai di pinggir
jalan,” ujar Saripuddin warga Pulau Laut Barat.
Sedangkan
ketika Radar Banjarmasin mengujungai para pekebun di Kotabaru yang
mempunyai pohon durian, mengatakan kalau kurangnya durian tahu ini
memang disebabkan dari serangan tupai. Di satu sisi, menangkal serangan
tupai ini sangat sulit, tidak semudah kala pohon yang diserang tupai
adalah pohon kelapa. “Susah mas, kalau pohon kelapa, kan, kita bisa
melingkarkan seng disekeliling batang. Nah, kalau pohon durian batangnya
sangat besar, belum lagi ranting-rantingnya yang bercabang kemana-mana,
jadi walaupun dipasangi seng akan sia-sia saja,” ujar Samsul.
Namun lain lagi dengan keterangan Siti Julaikha. Dia yang mempunyai
pohon durian di Desa Sekandis Kecamatan Pamukan Selatan mengatakan kalau
berkurangnya buah durian berkurang karena gerhana bulan yang terjadi
pada bulan Desember 2011 tahun kemarin. Katanya, karena gerhana tersebut
maka bunga-bunga durian, dimana nanti akan menjadi buah, habis
berguguran. (mr-119)
STIKIP Paris Barantai Kotabaru Ringankan Biaya
STIKIP BERI KELONGGARAN PADA MAHASISWA
KOTABARU – Dalam peraturan Dikti, disebutkan bahwa bagi universitas
swasta pembayaran iuran mahasiswa dibawah Rp1,5 juta akan membuat kampus
mengalama perkembangan finansial yang kurang sehat, namun STIKIP Paris
Barantai berani mengabaikan hal tersebut dengan memberikan beban iuran
satu semester unutk mahasiswa sebesar Rp1,25 juta.
Itu dikatakan oleh Ketua Pembantu
2 STIKP Paris Barantai Kotabaru, Rony Safrtiansyah, kepada Radar
Banjarmasin beberapa hari yang lewat dikantornya. Dalam pertemuan itu
dia mengaku bahwa meski memang kalau dalam menetapkan peraturan
pembayaran mahasiswa dibawah standar akan membuat perkembangan kampus
menjadi lambat, namun itu ditetapkan dengan menimbang segi perokonomian
orang tua mahasiswa sendiri yang kebanyakan bukan dari kalangan berada.
Meski sudah demikian, dari wawancara Radar Barnjarmasin masih banyak
mahasiswa STIKIP yang menunggak pembayaran, bahkan ada yang sampai satu
semester. Sebut saja Randi, mahasiswa STIKIP jurusan Penjaskesrek,
kepada Radar dia mengatakan kalau sudah satu semester nunggak
pembayaran. “Ya, mau gimana, orang tua saya saja kesulitan makan di
rumah, apalagi membayar uang semester,” ujarnya masgul.
Para
mahasiswa lainnya yang menunggak juga mempunyai alsan sama. Ada memang
sebagian dari mereka berusaha memenuhi kewajiban tersebut dengan cara
bekerja sampingan, sehingga praktis mereka kuliah sambil kerja. Sayang,
katanya, uang bayaran dari tempat bekerja hanya cukup menutupi kebutuhan
sehari-hari.
Meyikapi hal tesebut, Rony mengatakan kalau pihak
kampus sendiri memberikan kelonggaran keapada mahasiswa besangkutan
dengan cara melaporkan permasalahan kepada pihak kampus, dan kalau
memang alasan yang diberikan memang dianggap patut ditolerir, biasanya
pihak kampus akan memberikan tenggat waktu sampai mahasiswa bisa
melunasi tunggakan.
Maka dari itu pihak kampus sendiri
menyadari kalau menerapkan aturan pembayaran seperti yang dikatakan
Dikti, rupanya sulit diterapkan di kampus. Sedangkan menerapkan biaya
dibawah standar saja masih banyak mahasiswa yang nuggak apalagi kalau
dinaikkan dari tarif yang sekarang telah diberlakukan. Dan akibatnya,
kata Rony, pembangunan kampus dalam hal sarana prasarana agak terlambat
dari waktu yang diharapkan. (mr-119)
Anak Pelajar Kotabaru Hampir Bunuh Bayi
ANAK SEKOLAH MELAHIRKAN, NYARIS BUNUH BAYI
KOTABARU
– Salah satu instansi sekolah di Pulau Laut Utara Kotabaru, tadi pagi,
Selasa (10/01) dibuat geger dengan adanya laporan bahwa salah satu
sisiwinya hamil diluar nikah, dan diduga hampir membunuh bayinya sendiri
karena melahirkan di WC dan meninggalkannya begitu saja.
Mendapati kabar diluar dugaan tersebut, pihak sekolah pun langsung
menuju lokasi kejadian di Jl Berangas Baharu Utara Kecamatan Pulau Laut
Utara. Disana pihak sekolah akhirnya mendapat kesaksian bahwa memang
salah satu siswinya telah melahirkan di WC tempat kosnya, hari Senin
(09/01) sekitar pukul 11.00 siang.
Radar Banjarmasin yang saat
itu juga berada di lokasi kejadian sempat berbincang-bincang dengan
saksi mata, sebut saja Aco (bukan nama sebenarnya). Dia mengatakan kalau
sepulang kerja dari Pom Bensin dekat rumahnya, dia berencana
membersihkan sepeda motor. Saat dia hendak mengambil selang di belakang
dapur salah satu tetangga kosnya, dia mendengar suara tangisan bayi.
“Suara tangisan bayi itu tedengar terus mas, saya takut sekali,
sedangkan tetangga saya (Ibu dari bayi, Red) sedang tidak ada, jadi saya
sendiri waktu itu. Padahal setau saya, kami 3 pintu kos-kosan tidak ada
yang punya bayi. Setelah lama, saya coba berani, membuka seng dapur
tempat suara tangisan kedengar. Tiba-tiba, mas, saya kaget,
sampai-sampai mau copot jantung saya, masalahnya dari lubang seng dapur
yang saya buka, keliatan di WC bayi kecil berlumuran darah,” ujarnya
memberikan kesaksian.
Tidak mampu lama-lama menyaksikkan
pemandangan bayi tergolek dengan lumuran darah, dia pun segera berteriak
secara spontan, tolong…tolong, katanya. Karena teriakannya salah
seorang warga akhirnya datang, dan bergegas membawa bayi ke RSUD (Rumah
Sakit Umum Kotabaru). Dan ketika Radar Banjaramasin mencoba
mengkonfirmasi pihak rumah sakit, maka ditemui disana bayi masih dalam
perawatan medis, sedang menurut keterangan dokter, kondisi bayi dalam
keadaan baik.
Sedangkan ketika Radar Banjarmasin mencoba
mencari keterangan ke pihak kepolisian Resort Kotabaru bagian Reskrim,
maka petugas disana tidak bisa memberikan komentar dulu, karena kasus
sedang dalam penyidikan. Sementara Ibu dari bayi masih dalam perawatan
intensif di Rumah Sakit Kemala Polres Kotabaru, dan belum diperbolehkan
untuk ditemui.
Dengan adanya kenyataan tersebut, pihak sekolah
pun tidak bisa berbuat banyak selain dari memberikan surat pemberhentian
kepada siswinya itu. Ketika ditanya apakah ini sering terjadi, pihak
sekolah menjawab bahwa jarang di sekolahnya kasus seperti ini terjadi.
“Kami sudah berusaha maksimal dalam mendidik anak dan memberikan
wejangan. Ya anggaplah kali ini kami kecolongan, karena tidak semua buah
yang kita beli di pasar itu bagus, bisa ada saja salah satu yang
berulat,” ujar salah satu guru yang enggan namanya disebutkan.
Lebih lanjut, dia mengharapkan agar pihak orang tua lebih ketat lagi
mengawasi pergaulan anak-anaknya. Karena, katanya, zaman sekarang ini
sangat canggih, informasi bisa didapatkan dengan mudah, bahkan
situs-situs porno dengan mudah diakses oleh anak-anak sekolah lewat
media handhphone.
Memang, nyatanya, pihak pemerintah sudah
menutup sebagian situs-situs amoral tersebut, hanya sayang masih banyak
alagi alamat-alamat di internet yang dengan mudah di akses kala remaja
ingin melihat tayangan-tayangan asusila itu. Jadi wajar, kalau generasi
sekarang sangat rentan dengan kasus-kasus seperti hamil diluar nikah.
Belum lagi, berbicara narkoba, ujarnya, kalau sudah masalah itu maka
sangat sulit mendidik anak, sebab saraf-saraf di kepalanya mengalami
kerusakan sehingga berdampak pada terganggunya perkembangan mental anak
didik itu sendiri. “Jadi, memang pada dasarnya tanggungjawab generasi
muda bukan hanya ada pada pihak sekolah saja, tapi juga pihak pemerintah
dan orang tua,” tegasnya menutup pembicaraan. (mr-119)
Langganan:
Postingan (Atom)