STIKIP Paris Barantai Kotabaru Ringankan Biaya
STIKIP BERI KELONGGARAN PADA MAHASISWA
KOTABARU – Dalam peraturan Dikti, disebutkan bahwa bagi universitas
swasta pembayaran iuran mahasiswa dibawah Rp1,5 juta akan membuat kampus
mengalama perkembangan finansial yang kurang sehat, namun STIKIP Paris
Barantai berani mengabaikan hal tersebut dengan memberikan beban iuran
satu semester unutk mahasiswa sebesar Rp1,25 juta.
Itu dikatakan oleh Ketua Pembantu
2 STIKP Paris Barantai Kotabaru, Rony Safrtiansyah, kepada Radar
Banjarmasin beberapa hari yang lewat dikantornya. Dalam pertemuan itu
dia mengaku bahwa meski memang kalau dalam menetapkan peraturan
pembayaran mahasiswa dibawah standar akan membuat perkembangan kampus
menjadi lambat, namun itu ditetapkan dengan menimbang segi perokonomian
orang tua mahasiswa sendiri yang kebanyakan bukan dari kalangan berada.
Meski sudah demikian, dari wawancara Radar Barnjarmasin masih banyak
mahasiswa STIKIP yang menunggak pembayaran, bahkan ada yang sampai satu
semester. Sebut saja Randi, mahasiswa STIKIP jurusan Penjaskesrek,
kepada Radar dia mengatakan kalau sudah satu semester nunggak
pembayaran. “Ya, mau gimana, orang tua saya saja kesulitan makan di
rumah, apalagi membayar uang semester,” ujarnya masgul.
Para
mahasiswa lainnya yang menunggak juga mempunyai alsan sama. Ada memang
sebagian dari mereka berusaha memenuhi kewajiban tersebut dengan cara
bekerja sampingan, sehingga praktis mereka kuliah sambil kerja. Sayang,
katanya, uang bayaran dari tempat bekerja hanya cukup menutupi kebutuhan
sehari-hari.
Meyikapi hal tesebut, Rony mengatakan kalau pihak
kampus sendiri memberikan kelonggaran keapada mahasiswa besangkutan
dengan cara melaporkan permasalahan kepada pihak kampus, dan kalau
memang alasan yang diberikan memang dianggap patut ditolerir, biasanya
pihak kampus akan memberikan tenggat waktu sampai mahasiswa bisa
melunasi tunggakan.
Maka dari itu pihak kampus sendiri
menyadari kalau menerapkan aturan pembayaran seperti yang dikatakan
Dikti, rupanya sulit diterapkan di kampus. Sedangkan menerapkan biaya
dibawah standar saja masih banyak mahasiswa yang nuggak apalagi kalau
dinaikkan dari tarif yang sekarang telah diberlakukan. Dan akibatnya,
kata Rony, pembangunan kampus dalam hal sarana prasarana agak terlambat
dari waktu yang diharapkan. (mr-119)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar