Sabtu, 17 Maret 2012

Kotabaru Kembangkan Batik Lokal

Mampukah Kotabaru  Menjadi Penghasil Batik?

KOTABARU – Mampukah Kotabaru menjadi salah satu daerah penghasil batik seperti Cirebon atau Banjarmasin dengan batik sasirangannya? Pertanyaan itu dijawab oleh Bupati Kotabaru H Irhami Ridjlani. “Kalau kita lihat, warna dan corak batik hasil para anggota PKK selama pelatihan 10 hari tidak kalah dengan batik-batik dari daerah lain. Tinggal tantangannya ada pada kita, dengan bantuan permodalan, kita akan berusaha menjadikan Kotabaru sebagai salah satu penghasil batik,” ujarnya pada acara penutupan Pelatihan Batik di gedung Paris Barantai, Sabtu (04/02).

Memang dari pantauan wartawan dan para pengunjung, warna dan motif dari batik Kotabaru tidak kalah menawan dibandingkan dengan batik dari daerah lainnya di Indonesia. “Hasil yang memuaskan seperti ini memang sudah saya duga, karena dengan keindahan alam Kotabaru saya percaya kalau karya seni masyarakat disini bisa dibanggakan. Saya sebagai perlatih, mengakui kalau corak dan motif dari batik-batik yang dipajang itu adalah ilham dari melihat alam Kotabaru,” ujar Suryono SE, pelatih batik.

Dia memang menyarankan kepada pemerintah Kotabaru agar terus membantu para anggota PKK yang sudah belajar membatik ini dalam bidang permodalan, sehingga kelak mereka bisa mengembangkan usaha batik sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi penting di Kotabaru.

Bupati sendiri mengiyakan itu, dimana juga nanti para SKPD-SKPD di Kotabaru diusahakan memakai rancangan batik hasil kerajinan mereka. Bukan saja sebagai langkah awal pemasaran batik Kotabaru, tapi juga sebagai langkah untuk mempromosikan batik Kotabaru kepada masyarakat. Dan sebagai langkah nyata dari keseriusannya, rencana gedung Irham Center akan ditempati para peserta kemudian sebagai wadah berkreasi dalam pembuatan batik.

Sebenarnya Irhami sendiri memang sangat berkeinginan dalam kepemerintahannya ini batik Kotabaru bisa berkembang menjadi salah satu mata pencaharian ibu-ibu rumah tangga di Kotabaru. Karena, tambahnya, sudah sering dahulu diadakan pelatihan pembuatan batik tapi sayang tidak ada tindak lanjut dari pemerintah daerah.

Kita, tuturnya kepada wartawan, tidak akan miskin kalau mampu mengenali potensi-potensi yang ada. Tinggal pemerintah dan masyarakat apakah mau menggali potensi itu dan mengembankannya menjadi sebuah senjata perekonomian. Dan batik adalah salah satu jawaban dari itu.

Manakala wacana ini dilempar ke masyarakat, sebagian dari mereka antusias. Namun mereka juga mengharapkan agar program pemerintah ini benar-benar pro kepada rakyat kecil. “Kalau memang Kotabaru akan mengembangkan batik lokal, kenapa tidak, malahan kita sangat mendukungnya. Hanya jangan sampai program tersebut cuma untuk segilintir orang,” ujar  H Badaruddin, tokoh masyarakat di Desa Hilir Muara.

Memang tutur Suryono, batik lokal Kotabaru mempunyai peluang bersaing di pasar Nasional. Itu dikarenakan batik Kotabaru yang dibuat para anggota PKK menggunakan peralatan tradisional seperti kuas dan lilin (semacam cat pewarna), sehingga tingkat kualitas warna lebih dari batik buatan pabrik, dan juga tahan lama. (mr-119)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar