Sabtu, 04 Februari 2012

Perahu Katir Nusantara 2, Effendy Soleman Taklukkan Nusantara, Mampir di Kotabaru

Pendi, Pelaut Pemberani Taklukan Laut dengan Perahu Kecil
Niat ke Merauke, Singgah Bakar Semangat Pemuda Kotabaru

Tanah rumahku
Air halamanku
Sekali berlayar
Pantang kita bersurut

Yan, Kotabaru

Kata-kata itu diucapkan Effendy Soleman, 61, setibanya di siring laut Kotabaru, tepuk tangan dan decak kagum pun iringi setiap kata yang dilontarkannya. Sosok pria berdarah Bugis-Ternate ini memang telah dinanti-nantikan oleh warga Kotabaru, demi melihat dari dekat sosok yang 30 tahun lalu mulai menaklukkan daerah-daerah pesisir Nusantara mulai Sabang sampai Merauke lewat jalur laut, hanya dengan perahu katir (perahu berukuran kecil dan menggunakan cadik bambu) sepanjang 7 meter-an.

 
Sebelumnya, kedatangannya dengan menggunakan perahu katir bermesin dari arah laut sudah menjadi pusat perhatian warga Kotabaru. Dengan perahu berwarna putih, senada laut yang membiru, Effendy dan 3 ABK (Anak Buah Kapal), Haberta, Sugi dan Yamani, disambut pelukan hangat dari Wabup Rudy Suryana dan Danlanal Kotabaru Letkol Laut (P) Yudi Subiantoro. Tabuhan musik daerah dan tarian Kotabaru dari beberapa pelajar iringi prosesi penyambutan itu, kembang melati dilingkarkan ke leher Effendy yang legam terbakar matahari.

 
Setelah itu Pendi, begitu ia biasa dipanggil, diarahkan ke gedung Operation Room Pemkab Kotabaru. Disana dia sudah ditunggu warga untuk bercerita tentang pengalamannya berkeliling nusantara hanya dengan menggunakan sebuah biduk kecil bermesin yang diberi nama Katir Nusantara 2.

 
Kita ini merupakan putra dari negara yang merupakan kumpulan kepulauan. Laut kita jauh lebih banyak dibandingkan dengan daratan, ujarnya membakar semangat. Pendi mengatakan seringkali orang luar lebih mencintai laut Indonesia dibandingkan orang Indonesia sendiri.

Pendi, dengan terus bersemangat mengatakan pentingnya mencintai warisan bahari bagi generasi muda, utamanya yang berada dipesisir. Karena, tegasnya nenek moyang kita adalah orang-orang yang sudah terkenal tangguh dalam menaklukkan lautan. “Buatlah diri kita bermanfaat, dan usahakan dalam berkarya kita bisa melebihi orang lain. Kalau kalian sudah sering berlayar, maka kalian akan tahu kapan ada badai dan perkiraan-perkiraan cuaca lainnya hanya dengan melihat alam, itulah cara nenek moyang kita,” ujarnya.

 
Di kalangan teman-temannya, pria ini juga dikenal dengan sebutan Hantu Laut, sudah beberapa penghargaan didapatnya, seperti Pelayar Lepas Pantai Tunggal Pertama Indonesia dari PORLASI (1988), Pemuda Pelopor Bidang Bahari Tingkat Nasional (1988), dan seabrek panghargaan lainnya. Kehadirannya di Kotabaru adalah dalam perjalannya menaklukkan Sabang sampai Merauke dalam ekspedisi bernama Ekspedisi Layar Sabang-Merauke.

 
Start keberangkatan di mulai di Jakarta pada tanggal 29 Mei 2011. Rute sendiri, kata Pendi terdiri dari dua, Etape 1 Jakarta-Sabang-Muntok dan Etape 2 Muntok-Merauke. “Pada tanggal 11 Januari kemarin kami berangkat Dari Muntok ke Banjarmasin, dan dari Banjarmasin pada tanggal 30 Januari saya berangkat ke Kotabaru,” tambahnya menjelaskan rute-rutenya.

 
Apakah tidak takut berlayar dari Banjarmasin ke Kotabaru dengan keadaan gelombang yang tidak bersahabat seperti sekarang ini? Pendi hanya tertawa. “Melaut itu sudah mendarah daging, lagian kalau di laut, tidak selamanya cuaca buruk, pasti ada celah- celah yang bisa dilalui oleh perahu,” sebutnya setengah berfilosofi.

 
Puas berbagi dengan para warga dan pelajar di Kotabaru, para pria pemberani ini akhirnya diantar oleh Wabup Rudy Suryana dan Danlanal Yudi Subiantoro ke sebuah penginapan di Kotabaru untuk beristirahat. Rencananya, jika mesin sudah baik, Pendi dan kawan-kawan akan terus berlayar ke Merauke. “Sekali berlayar pantang kita bersurut,” ujarnya. baca juga disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar