Sabtu, 04 Februari 2012

Cerita Jelang Azan di Kotabaru, Pelajar Ngastol

Orang Tua Diminta Waspada, Ngastol Rusak Remaja Kotabaru

Mau ke Mesjid Saja Masih Sempat Ngastol


Masih tentang kisah anak di Kotabaru. Jika kemarin wartawan koran ini menemukan Rifai “spider kid” yang rajin membantu orang tua. Maka kali ini wartawan Radar Banjarmasin menemukan sisi lain ulah anak bumi saijaan. Ngastol.
Yan, Kotabaru
Waktu sudah hampir tengah hari, Jumat (3/2) kemarin. Saatnya bagi para laki-laki, berwangi-wangi untuk berangkat menunaikan ibadah salat Jumat. Wartawan koran ini yang sedang dalam perjalanan menuju pulang, mampir di sebuah gazebo yang terletak di atas ketinggian bukit belakang Kelentang.

Tapi apa yang ditemukan wartawan koran ini di tempat itu sungguh mengejutkan. Ketika lantunan ayat suci Alquran terdengar dari menara masjid-masjid, sekelompok remaja berbusana muslim, lengkap dengan peci, malah tampak asik menghirup sesuatu dari bungkus plastik. Mereka juga tampak kaget, bahkan ada yang lantas membuang plastik transparan yang mereka tempelkan di mulut.

Dari aroma yang tercium, bisa ditebak, plastik tersebut berisi lem merek tertentu. Ternyata anak-anak ini lagi ngastol. Demikian anak-anak tersebut menyebut aktivitas menghirup uap lem, merujuk pada jenis lem yang gunakan. Meskipun sebenarnya lem yang digunakan adalah merek lain.

Setelah mengetahui yang menghampiri mereka bukan anggota polisi, anak-anak ini pun tampak cengar-cengir ketika ditanya wartawan soal aktivitasnya itu.

Salah satu anak, sebut saja Amat (bukan nama sebenarnya) mengatakan, kalau menghisap lem itu membuat perasaan indah melayang-layang, sehingga semua beban terlupakan.

Asik sekali, serasa terbang ulun mulai dari Desa Baharu sampai Desa Rampa. Pernahlah pian merasakan?” ujarnya yang mendapat sambutan tawa riuh dari teman-temannya yang berseragam pramuka setingkat SMP.

Dari gaya bicaranya, tampaknya anak ini memang sedang fly, mabuk lem. Kepalanya selalu bergoyang-goyang, sementara matanya sayu menatap ke kejauhan.

Dia juga bertutur, ngastol, demikian istilahnya, biasa dilakukan sekali dalam seminggu. Karena kalau setiap hari, mereka mengaku tidak punya uang.

Selepas berbincang-bincang sejenak dan mengingatkan mereka akan bahaya ngastol, wartawan koran ini pun melanjutkan perjalanan. Tapi belum habis rasa terkejut mendapati pelajar ngastol, wartawan koran ini kembali dikagetkan dengan rombongan remaja yang tengah adu cepat dengan kendaraan roda dua di jalan raya, tanpa helm pula.

Sementara itu, Kasat Narkoba Polres Kotabaru, Iptu Tukiman SH yang dimintai keterangan oleh Radar Banjarmasin, mengingatkan kepada para orang tua dan guru di Kotabaru, agar lebih waspada lagi dalam mengawasi anak-anaknya. “Biasanya mereka ngastol itu adalah karena faktor ikut-ikutan, jadi lingkungan pergaulan anak harus terus dipantau,” ujarnya. (yn/bin) baca juga disini

1 komentar:

  1. tolong info contact wartawan Radar / B.Post donk,, kirim aja ke no 087816060251,,, terimakasih

    BalasHapus