Pengering ikan desa Rampa |
Pengering Ikan Rampa Butuh Suntikan
Modal
KOTOBARU – Warga Desa Rampa Lama
Kecamatan Pulau Laut Utara menyampaikan usulan kepada Dinas Kelauatan dan
Perikanan Kotabaru tambahan modal agar usaha pengeringan ikan laut mereka bisa
meningkat lagi pemasarannya.
Selama ini mereka mengaku sangat
kesulitan dalam membangun pasar, karena jumlah ikan yang mereka keringkan belum
memenuhi semua kebutuhan pasar. “Lihat, mas, para ibu-ibu yang bekerja sebagai
pengering ikan ini hanya bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, padahal
kalau ada tambahan modal mereka bisa mendapat keuntungan yang lebih,” ujar
Adnan (36) warga disana.
Dia menambahkan, bahwa biasanya para
ibu rumah tangga memang bekerja sebagai pengering ikan, mulai dari ikan yang
kecil sampai ukuran besar seperti ikan tongkol. Permintaan pasar sendiri tidam
habis-habisnya karena sifat ikan kering yang tahan lama, sayang, tuturnya,
warga seperti musim sekarang ksulitan modal dalam membeli ikan mentah sebagai
bahan baku.
Ketua Komisi 2, H Syaiful Bahri, yang
mendengar keluhan warga tersebut pada hari Rabu (01/02) segera mendatangi Desa
Rampa Lama. Dari dekat dia menyaksikan suasana desa yang penuh dengan para-para
mengeringkan ikan. “Memang, ini sudah lama menjadi wacana pemikiran kami, dan
saya pribadi akan mendatangi Dinas Kelautan dan Perikanan, untuk mengusulkan
ajuan bantuan agar warga terbantukan permodalannya,” ujarnya kepada Radar
Banjarmasin.
Sementara disisi lain, Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan Kotabaru sudah mempublikasikan kepada Radar Banjarmasin
tentang adanya bantuan kepada 20 kelompok nelayan sebesar Rp100 juta. Program
tersebut berasal dari Dinas Perikanan dan Kelautan RI, yang bertujuan untuk
membantu para nelayan miskin di pesisir Kotabaru.
“Jadi saya harap para nelayan
memasukkan proposal kepada kami secepatnya, nanti proposal yang masuk tersebut
akan kami seleksi, yang mana prioritas segera kami tinjau kelapangan, dana
apabila memang layak maka bantuan akan kami berikan tanpa ada potongan
sediktpun,” ujarnya.
Selain itu, dia juga menjelasakan kalau
kelompok nelayan miskin dan belum mempunyai usaha menjadi prioritas dalam
pemberian bantuan. Hanya memang, pemberian itu nanti berangkat dari data-data
dalam proposal yang nelayan ajukan serta bukti-bukit dilapangan. (mr-119)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar