Jumat, 03 Februari 2012

Kotabaru, Kapal Kargo Tabrakan dan Tenggelam

Kapal Bermuatan Enam Belas Ribu Sak Semen Tenggelam
Petaka Laut Kotabaru Akhir Januari

Tim Pol Air yang dapat berita
KOTABARU – Selasa (31/01) malam sekitar jam 21.00 para petugas Pol Air di Pelabuhan Panjang geger dengan adanya tanda peringatan bahaya sebanyak dua kali di tengah laut, sekitar 200 meter arah Barat Pelabuhan Panjang Kotabaru . Dari peralatan radio jarak jauh yang mereka buka, maka terdengar kabar kalau di tengah lautan sebuah kapal sedang dalam kondisi bahaya, hampir tenggelam.

Kaur Binop Aiptu H Sumari lantas segara bergegas menugaskan para periwira di Pol Air untuk berangkat ke daerah titik lokasi, dimana peringatan bahaya tadi dikirimkan oleh kapal. Dengan sebuah speed boat, periwira Pol Air, Tim Adpel Kotabaru segera berangkat disusul dengan tim Basarnas Kotabaru dengan menggunakan perahu karet cepat.

Ditengah cuaca gerimis dan gelombang laut yang tinggi, tim gabungan ini berlomba menuju lokasi. Sayang ketika sampai ditujuan, yang didapati hanya kabar kalau kapal yang mengirimkan tanda bahaya tadi sudah tenggelam kedalam laut, dan yang tertinggal mengapung di laut hanya papan nama kapal bertuliskan: KM Kanon San.

Tim tiba di lokasi
Dari jalur radio komunikasi di perahu karet cepat Tim Basarnas, wartawan koran ini yang berkesempatan ikut mendengar bahwa kapal memang sudah tenggelam namun awak kapal semua telah diselamatkan oleh para nelayan Desa Rampan yang ternyata sudah lebih dahulu sampai kelokasi. “Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan kali ini,” ujar sebuah suara dari peralatan radio jarak jauh.

Setelah itu Tim Gabungan segera kembali ke darat karena cuaca sedang tidak bersahabat. Dan sekitar jam 22.00 Wakapolres Kompol Kaswandi Irwan SIK datang ke pelabuhan, dan dia pun segera mengajak Tim yang baru tiba tadi kembali kelautan.

Sehabis meninjau dan berkeliling disekitar lokasi kejadian untuk memastikan bahwa memang tidak ada korban jiwa dalam kecalakaan laut kali ini, maka dia kembali ke pos Pol Air. Disana dia menggelar jumpa pers dan menceritakan kronologis kejadian yang berjasil dihimpun Tim Gabungan baik yang bertugas di laut atau di darat.

Saat kejadian, katanya bercerita, 3 buah kapal kargo masing-masing bernama Taruna Putra 3 dengan 17 ABK, KM Kanon San dengan 13 ABK, dan Permata Abadi dengan 12 BK, sedang berlabuh diperairan dekat Pelabuhan Panjang Kotabaru. Diduga karena ombak yang kencang, arus laut yang kuat maka jangkar kapal Taruna 3 yang berada disebelah kiri kapal Kanon San terseret dan haluannya kemudian menghantam lambung kiri Kanon San.

salah satu kapal yang bersenggolan
Benturan itu mengkibatkan Kanon San mengalami kebocoran, namun arus laut masih saja dengan kuat menyeret kedua kapal ini sehingga kembali membentur kapal Permata Abadi yang berada disebelah kanan kapal Kanon San. Berhubung terjepit akhirnya posisi Kanon San miring dan air laut semakin banyak masu, ditambah dengan adanya muatan semen sebanyak 800 ton (16.000 sak, Red), maka kapal kemudian tenggelam. Dan rencananya akan secepatnya di evakuasi agar tidak mencameri perairan Kotabaru.

Kapten kapal Kanon San, Mose membenarkan keterangan dari Wakapolres tesebut. “Saat itu arus deras dan gelombang tinggi, belum lagi cuaca yang gelap kerena hujan deras, sangat menyulitkan kami dalam mengendalikan kapal. Padahal semen itu rencananya akan kami bawa ke Toli-Toli Sulawasi Barat setelah membelinya di Tarjun,” ujarnya kepada Radar Banjaramasin.

Kesokan harinya Radar Banjarmasin sempat bertemu dengan seorang saksi mata, Adnan (36). Dia yang sore Rabu (01/02) dengan ditemani oleh Ketua Komisi 2 DPRD Kotabaru H Sayiful Bahri bercerita kalau pada saat kejadian dia dan beberapa warga Desa Rampa Lama Kecamatan Pulau Laut Utara, terkejut melihat tanda bahaya di laut, yang biasa mereka yakini sebagai alamat adaanya kecelakaan.

Melihat itu dia pun bergegas pergi kelokasi dengan anaknya menggunakan kapal Balapan. Dan sesampainya di lokasi dia melihat kapal Kanon San sudah hampir tenggelam, dan ketika diperiksa maka di dalam kapal hanya tinggal Kapten Mose. Dia pun lantas mengajak Mose meninggalkan kapal, kerena kapal tidak mungkin bisa diselamatkan.

Adnan saksi, didampingi dewan
“Saya sempat melihat bagaimana besarnya robekan lambung kapal. Air masuk dengan cepat ke dalam kapal, sehingga saya lantas meneriaki Kapten yang terlihat di haluan agar segera melompat saja karena kapal sudah hampir tenggalam, karena memang kapten kapal biasanya akan terus dikapal sampa kapal memang benar-benar sudah tidak bisa diselamatkan” ujarnya.

Sementara para nelayan lainnya atas saran Syaful Bahri yang pada saat kejadian kebetulan berada di Desa Rampa segera menyusul Adnan. Ditengah lautan kemudian mereka melihat para ABK  Kanon San berenang di lautan berusaha mencapai darat yang kemudian satu persatu dinaikkan nelayan ke kapal balapan, lantas ditampung di rumah-rumah warga. (mr-119)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar