Kapal Bermuatan Enam Belas Ribu Sak
Semen Tenggelam
Petaka Laut Kotabaru Akhir Januari
Tim Pol Air yang dapat berita |
KOTABARU – Selasa (31/01) malam sekitar
jam 21.00 para petugas Pol Air di Pelabuhan Panjang geger dengan adanya tanda
peringatan bahaya sebanyak dua kali di tengah laut, sekitar 200 meter arah
Barat Pelabuhan Panjang Kotabaru . Dari peralatan radio jarak jauh yang mereka
buka, maka terdengar kabar kalau di tengah lautan sebuah kapal sedang dalam
kondisi bahaya, hampir tenggelam.
Kaur Binop Aiptu H Sumari lantas segara
bergegas menugaskan para periwira di Pol Air untuk berangkat ke daerah titik
lokasi, dimana peringatan bahaya tadi dikirimkan oleh kapal. Dengan sebuah
speed boat, periwira Pol Air, Tim Adpel Kotabaru segera berangkat disusul
dengan tim Basarnas Kotabaru dengan menggunakan perahu karet cepat.
Ditengah cuaca gerimis dan gelombang
laut yang tinggi, tim gabungan ini berlomba menuju lokasi. Sayang ketika sampai
ditujuan, yang didapati hanya kabar kalau kapal yang mengirimkan tanda bahaya
tadi sudah tenggelam kedalam laut, dan yang tertinggal mengapung di laut hanya
papan nama kapal bertuliskan: KM Kanon San.
Tim tiba di lokasi |
Dari jalur radio komunikasi di perahu
karet cepat Tim Basarnas, wartawan koran ini yang berkesempatan ikut mendengar
bahwa kapal memang sudah tenggelam namun awak kapal semua telah diselamatkan
oleh para nelayan Desa Rampan yang ternyata sudah lebih dahulu sampai kelokasi.
“Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan kali ini,” ujar sebuah suara dari
peralatan radio jarak jauh.
Setelah itu Tim Gabungan segera kembali
ke darat karena cuaca sedang tidak bersahabat. Dan sekitar jam 22.00 Wakapolres
Kompol Kaswandi Irwan SIK datang ke pelabuhan, dan dia pun segera mengajak Tim
yang baru tiba tadi kembali kelautan.
Sehabis meninjau dan berkeliling
disekitar lokasi kejadian untuk memastikan bahwa memang tidak ada korban jiwa
dalam kecalakaan laut kali ini, maka dia kembali ke pos Pol Air. Disana dia
menggelar jumpa pers dan menceritakan kronologis kejadian yang berjasil
dihimpun Tim Gabungan baik yang bertugas di laut atau di darat.
Saat kejadian, katanya bercerita, 3
buah kapal kargo masing-masing bernama Taruna Putra 3 dengan 17 ABK, KM Kanon
San dengan 13 ABK, dan Permata Abadi dengan 12 BK, sedang berlabuh diperairan
dekat Pelabuhan Panjang Kotabaru. Diduga karena ombak yang kencang, arus laut
yang kuat maka jangkar kapal Taruna 3 yang berada disebelah kiri kapal Kanon
San terseret dan haluannya kemudian menghantam lambung kiri Kanon San.
salah satu kapal yang bersenggolan |
Benturan itu mengkibatkan Kanon San
mengalami kebocoran, namun arus laut masih saja dengan kuat menyeret kedua
kapal ini sehingga kembali membentur kapal Permata Abadi yang berada disebelah
kanan kapal Kanon San. Berhubung terjepit akhirnya posisi Kanon San miring dan
air laut semakin banyak masu, ditambah dengan adanya muatan semen sebanyak 800
ton (16.000 sak, Red), maka kapal kemudian tenggelam. Dan rencananya akan
secepatnya di evakuasi agar tidak mencameri perairan Kotabaru.
Kapten kapal Kanon San, Mose
membenarkan keterangan dari Wakapolres tesebut. “Saat itu arus deras dan
gelombang tinggi, belum lagi cuaca yang gelap kerena hujan deras, sangat
menyulitkan kami dalam mengendalikan kapal. Padahal semen itu rencananya akan
kami bawa ke Toli-Toli Sulawasi Barat setelah membelinya di Tarjun,” ujarnya
kepada Radar Banjaramasin.
Kesokan harinya Radar Banjarmasin
sempat bertemu dengan seorang saksi mata, Adnan (36). Dia yang sore Rabu
(01/02) dengan ditemani oleh Ketua Komisi 2 DPRD Kotabaru H Sayiful Bahri
bercerita kalau pada saat kejadian dia dan beberapa warga Desa Rampa Lama
Kecamatan Pulau Laut Utara, terkejut melihat tanda bahaya di laut, yang biasa
mereka yakini sebagai alamat adaanya kecelakaan.
Melihat itu dia pun bergegas pergi
kelokasi dengan anaknya menggunakan kapal Balapan. Dan sesampainya di lokasi
dia melihat kapal Kanon San sudah hampir tenggelam, dan ketika diperiksa maka
di dalam kapal hanya tinggal Kapten Mose. Dia pun lantas mengajak Mose
meninggalkan kapal, kerena kapal tidak mungkin bisa diselamatkan.
Adnan saksi, didampingi dewan |
“Saya sempat melihat bagaimana besarnya
robekan lambung kapal. Air masuk dengan cepat ke dalam kapal, sehingga saya
lantas meneriaki Kapten yang terlihat di haluan agar segera melompat saja
karena kapal sudah hampir tenggalam, karena memang kapten kapal biasanya akan
terus dikapal sampa kapal memang benar-benar sudah tidak bisa diselamatkan”
ujarnya.
Sementara para nelayan lainnya atas
saran Syaful Bahri yang pada saat kejadian kebetulan berada di Desa Rampa
segera menyusul Adnan. Ditengah lautan kemudian mereka melihat para ABK Kanon San berenang di lautan berusaha
mencapai darat yang kemudian satu persatu dinaikkan nelayan ke kapal balapan,
lantas ditampung di rumah-rumah warga. (mr-119)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar