Nelayan Bagang Kotabaru Terkendala Angin Kencang di Laut
Nelayan Bagang Terkendala Musim
KOTABARU – Sekarang para nelayan bagang di daerah Lontar Pulau Laut
Barat tidak dapat mencari ikan teri beberapa bulan ini, akibat
kencanganya angin yang berhembus dari arah Barat. Praktis, para nelayan,
yang daerahnya berjarak sekitar 110 kilometer dari Kotabaru ini,
terpaksa memancing ikan secara manual.
“Nde nulle akko pakkui, ‘nde gaga bale lure, makencang senna
angingna. Terkecuali daerah Labuan Amas, mala pala kikkoro, saba’ na
icalindrungi pa’bale koro pole anging, apa engka bulu-bulu matandre,
(tidak bisa dapat ikan teri karena angin kencang. Kecuali daerah Labuan
Amas, disana nelayan bisa dapat kerena angin terlindung oleh gunung,
Red),” ujar Kaco, dalam bahasa Bugis.
Itulah yang dialami oleh
para nelayan di daerah Kotabaru setiap tahun, utamanya nelayan bagang
yang bekerja menangkap ikan teri. Minimal 2-3 bulan dalam setahun mereka
tidak bisa membagang (menangkap teri, Red), ketika angin kencang. Kalau
sudah begitu, maka para nelayan tadi akan melakukan pekerjaan-pekerjaan
lain, yang biasanya masih bekutat di laut.
Mereka, para
nelayan, hanya berharap angin di lautan tahun ini tidak menjadi badai
yang besar. Karena kalau itu terjadi maka biasanya akan ada beberapa
rumah bagang yang rusak. Padahal, untuk membangun satu buah rumah bagang
butuh sedikitnya dana di atas Rp10 juta. Bukan jumlah yang kecil
tentunya bagi para nelayan pesisir ini.
Pernah memang, ada
wacana dari sebagian tokoh nelayan di pesisir Lontar Pulau Laut Barat
untuk mencoba meminjam dana dari bank. Hanya wacanca tersebut urung
ditindaklanjuti, sebab dari cerita yang mereka dengar, bank di Kotabaru
jarang ada yang mau memberikan pinjaman lunak kepada para pebagang,
sebab diakui resiko bagang rusak selalu ada setiap tahun.
Jadilah para nelayan-nelayan ini hanya menjalankan usaha dari modal
sendiri atau pinjaman seorang berpunya di kampung, tentu dengan bunga
kembalian yang tinggi. Dari itu, M Saripuddin, warga Lontar, sangat
mengharapkan agar pemerintah daerah memberikan perhatian kepada
nasib-nasib nelayan bagang ini, karena disadari, para nelayan ini ikut
turut memberikan konstribusi kepada Kotabaru dalam bidang kelautan.
Katanya, daerah Kotabaru sebenarnya mempunyai potensi kelautan yang
sangat besar. Adalah merupakan kesalahan fatal apabila potensi ini tidak
dikembangkan secara maksimal. Dia yang juga merupakan salah satu
petinggi di PT IBT (Indonesian Bulk Terminal) ini, mengaku kalau sedari
dia kecil memang para masyarakat pesisir biasanya sulit meninggalkan
pekerjaan sebagai nelayan, dan kenyataan itu bisa menjadi salah satu
pertimbangan Pemda. (mr-119)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar