Sabtu, 14 Januari 2012

Nelayan Bagang Kotabaru Terkendala Angin Kencang di Laut

Nelayan Bagang Terkendala Musim

KOTABARU – Sekarang para nelayan bagang di daerah Lontar Pulau Laut Barat tidak dapat mencari ikan teri beberapa bulan ini, akibat kencanganya angin yang berhembus dari arah Barat. Praktis, para nelayan, yang daerahnya berjarak sekitar 110 kilometer dari Kotabaru ini, terpaksa memancing ikan secara manual.

“Nde nulle akko pakkui, ‘nde gaga bale lure, makencang senna angingna. Terkecuali daerah Labuan Amas, mala pala kikkoro, saba’ na icalindrungi pa’bale koro pole anging, apa engka bulu-bulu matandre, (tidak bisa dapat ikan teri karena angin kencang. Kecuali daerah Labuan Amas, disana nelayan bisa dapat kerena angin terlindung oleh gunung, Red),” ujar Kaco, dalam bahasa Bugis.

Itulah yang dialami oleh para nelayan di daerah Kotabaru setiap tahun, utamanya nelayan bagang yang bekerja menangkap ikan teri. Minimal 2-3 bulan dalam setahun mereka tidak bisa membagang (menangkap teri, Red), ketika angin kencang. Kalau sudah begitu, maka para nelayan tadi akan melakukan pekerjaan-pekerjaan lain, yang biasanya masih bekutat di laut.

Mereka, para nelayan, hanya berharap angin di lautan tahun ini tidak menjadi badai yang besar. Karena kalau itu terjadi maka biasanya akan ada beberapa rumah bagang yang rusak. Padahal, untuk membangun satu buah rumah bagang butuh sedikitnya dana di atas Rp10 juta. Bukan jumlah yang kecil tentunya bagi para nelayan pesisir ini.

Pernah memang, ada wacana dari sebagian tokoh nelayan di pesisir Lontar Pulau Laut Barat untuk mencoba meminjam dana dari bank. Hanya wacanca tersebut urung ditindaklanjuti, sebab dari cerita yang mereka dengar, bank di Kotabaru jarang ada yang mau memberikan pinjaman lunak kepada para pebagang, sebab diakui resiko bagang rusak selalu ada setiap tahun.

Jadilah para nelayan-nelayan ini hanya menjalankan usaha dari modal sendiri atau pinjaman seorang berpunya di kampung, tentu dengan bunga kembalian yang tinggi. Dari itu, M Saripuddin, warga Lontar, sangat mengharapkan agar pemerintah daerah memberikan perhatian kepada nasib-nasib nelayan bagang ini, karena disadari, para nelayan ini ikut turut memberikan konstribusi kepada Kotabaru dalam bidang kelautan.

Katanya, daerah Kotabaru sebenarnya mempunyai potensi kelautan yang sangat besar. Adalah merupakan kesalahan fatal apabila potensi ini tidak dikembangkan secara maksimal. Dia yang juga merupakan salah satu petinggi di PT IBT (Indonesian Bulk Terminal) ini, mengaku kalau sedari dia kecil memang para masyarakat pesisir biasanya sulit meninggalkan pekerjaan sebagai nelayan, dan kenyataan itu bisa menjadi salah satu pertimbangan Pemda. (mr-119)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar