Sabtu, 14 Januari 2012

Celana Habis Dicuri Maling

Cerita Mahasiswa Asrama Pelajar dan Mahasiswa Kotabaru

Randi, mahasiswa semester 3 Jurusan Penjaskesrek STIKIP Paris Barantai Kotabaru, sekarang hanya memiliki satu lembar celana. Dari itu dia bingung, apakah kalau turun kuliah nanti harus terus memakai celana yang sama terus-menerus?

-----------

Cerita bermula sekitar pagi Jumat (23/12) tahun kemarin. Dia yang ketika itu baru saja pulang di rumah salah seorang teman untuk mengerjakan tugas, di Perumanas Kodim, kaget setengah mati menakala sesampainya di asrama Pelajar dan Mahasiswa Kotabaru, kamarnya ternyata telah di bobol maling.

Celakanya, semua celana termasuk untuk yang di pakai kuliah habis ludes. Handphone serta beberapa bajunya juga raib dibawa. “Sepertinya maling itu masuk lewat jendela, karena jendelanya terbuka,” ujarnya.

Total kerugian pun dia perkirakan berkisar Rp3 juta. Padahal, tuturnya, susah payah sekali dia mengumpulkan semua barang-baranya itu, bertahun-tahun. Mulai dari kerja di pabrik padi ketika libur kuliah tiba, sampai menjadi kuli bangunan.

Memang putra asal Pagatan, Tanah Bumbu, ini bukan berasal dari kelurga berpunya. Orang tuanya di kampung hanyalah pasangan petani miskin, dan menurut kata anaknya, juga tidak bisa banyak membantu.

Saat ditemui penulis, Minggu sore (01/01), dia terlihat sangat kebingungan. Uang makan saja dia sudah tidak punya. “Daripada disana bingung, mending kamu pulang saja dan berhenti kuliah,” ujar Randi menuturkan perkataan Ibunya kala masalah tersebut dia sampaikan.

Namun dia memilih bertahan, meminjam uang Rp100 ribu kepada sepupunya Azmi yang bekerja sebagai buruh tambang di Pelaihari. Rencananya dalam waktu-waktu dekat ini dia akan kembali bekerja sebagai buruh bangunan untuk sekedar bisa makan esok hari.

Adapun pihak asrama sendiri, katanya, tidak banyak komentar tentang adanya maling pakaian di Asrama Pelajar dan Mahasiswa itu. Pihak asrama, kata sebagian mahasiswa, selama ini memang terkesan cuek dalam menyikapi segala macam masalah mahasiswa yang nginap .

Ironisnya, Randi berutur kalau kejadian itu sudah terulang sebanyak dua kali. Dia yang seharusnya bisa belajar dengan tenang di asrama demi menuntut ilmu agar kelak bisa menjadi salah satu tenaga pengajar di Kotabaru, harus menerima cerita lain. Harapannya, pihak kampus dan Pemda bisa segera turun tangan membantu, karena jika dibiarkan terus-menerus maka jangan salahkan kalau nanti dia dan teman-teman asrama akan melakukan demo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar