Celana Habis Dicuri Maling
Cerita Mahasiswa Asrama Pelajar dan Mahasiswa Kotabaru
Randi, mahasiswa semester 3 Jurusan Penjaskesrek STIKIP Paris Barantai
Kotabaru, sekarang hanya memiliki satu lembar celana. Dari itu dia
bingung, apakah kalau turun kuliah nanti harus terus memakai celana yang
sama terus-menerus?
-----------
Cerita bermula
sekitar pagi Jumat (23/12) tahun kemarin. Dia yang ketika itu baru saja
pulang di rumah salah seorang teman untuk mengerjakan tugas, di
Perumanas Kodim, kaget setengah mati menakala sesampainya di asrama
Pelajar dan Mahasiswa Kotabaru, kamarnya ternyata telah di bobol maling.
Celakanya, semua celana termasuk untuk yang di pakai kuliah habis
ludes. Handphone serta beberapa bajunya juga raib dibawa. “Sepertinya
maling itu masuk lewat jendela, karena jendelanya terbuka,” ujarnya.
Total kerugian pun dia perkirakan berkisar Rp3 juta. Padahal, tuturnya,
susah payah sekali dia mengumpulkan semua barang-baranya itu,
bertahun-tahun. Mulai dari kerja di pabrik padi ketika libur kuliah
tiba, sampai menjadi kuli bangunan.
Memang putra asal Pagatan,
Tanah Bumbu, ini bukan berasal dari kelurga berpunya. Orang tuanya di
kampung hanyalah pasangan petani miskin, dan menurut kata anaknya, juga
tidak bisa banyak membantu.
Saat ditemui penulis, Minggu sore
(01/01), dia terlihat sangat kebingungan. Uang makan saja dia sudah
tidak punya. “Daripada disana bingung, mending kamu pulang saja dan
berhenti kuliah,” ujar Randi menuturkan perkataan Ibunya kala masalah
tersebut dia sampaikan.
Namun dia memilih bertahan, meminjam
uang Rp100 ribu kepada sepupunya Azmi yang bekerja sebagai buruh tambang
di Pelaihari. Rencananya dalam waktu-waktu dekat ini dia akan kembali
bekerja sebagai buruh bangunan untuk sekedar bisa makan esok hari.
Adapun pihak asrama sendiri, katanya, tidak banyak komentar tentang
adanya maling pakaian di Asrama Pelajar dan Mahasiswa itu. Pihak asrama,
kata sebagian mahasiswa, selama ini memang terkesan cuek dalam
menyikapi segala macam masalah mahasiswa yang nginap .
Ironisnya, Randi berutur kalau kejadian itu sudah terulang sebanyak dua
kali. Dia yang seharusnya bisa belajar dengan tenang di asrama demi
menuntut ilmu agar kelak bisa menjadi salah satu tenaga pengajar di
Kotabaru, harus menerima cerita lain. Harapannya, pihak kampus dan Pemda
bisa segera turun tangan membantu, karena jika dibiarkan terus-menerus
maka jangan salahkan kalau nanti dia dan teman-teman asrama akan
melakukan demo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar