Minggu, 22 Januari 2012

Bagang di Lontar Kotabaru Dihantam Angin

PULUHAN BAGANG LONTAR RUBUH DITERPA BADAI
BMKG: Kemungkinan Masih Ada Badai Susulan

KOTABARU – Pada hari Sa
btu (14/01), perairan di laut Pulau Laut Barat Lontar diamuk angin badai, sehingga mengakibatkan puluhan bagang rubuh. Kerugian nelayan pun ditaksir ratusan juta rupiah.

Ahmadi, warga Lontar yang ditemui Radar Banjarmasin di Kotabar (18/01), menceritakan peristiwa itu. Katanya, memang tiap tahun bagang di perairan Lontar pasti rub
uh ketika musim Barat seperti sekarang ini. “Kalau pian ke laut, maka pian hanya melihat bagang yang dulu berdiri sekarang hanya tinggal beberapa tiang saja lagi,” ujarnya.

Dia juga menambahkan bahwa musibah itu juga hampir membuat nyawa pamannya, Ruslan, hampir meninggal dunia. Hal itu, karena pada saaat kejadian, pamannya itu sedang berada diatas Bagang, dan bersama Bagang itulah dia larut hingga ke pantai Sekalian, sekitar 45 kilometer dari pantai Lontar dimana Bagan berdiri.

Sedangkan Tellah (60), seorang warga disana yang dihubungi Radar Banjarmasin via seluler mengaku sangat berduka dengan adanya peristiwa itu. Keluarganya yang hanya mengandalkan hasil dari Bagang sekarang tidak tahu harus bagaimana.

Memang selama ini angin Barat di Lontar menjadi momok paling menakutkan bagi para nelayan. Angin yang biasanya berhembus dari bulan Januari hingga bulan Juli, sering sekali memporak porandakan segala bangunan yang ada dilaut. Bahkan tahun kemarin jembatan PT IBT yang panjangnya 2 kilometer juga patah akibat terjangan kapal tongkang yang larut di bawa angin.

Menyikapi fenomena ini, pihak BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika) yang diwakili oleh Staf Pengamat, Fajar mengakatkan kalau kemungkinan masih bisa terjadi badai susulan yang diakibatkan oleh bertemunya dua angin monsun utara dan selatan. Pertemuan dua angin ini, lanjutnya, mengakibatkan timbulnya awan konvektif yang kemudian berpeluang menjadi awan comulonimbus, dimana awan comulonimbus sendiri dikenal sebagai awan penghasil badai.

Pihaknya sendiri akan terus memantau pergerakan angin di Kotabaru, dan terus mengabarkannya kepada masyarakat luas. Karena dia juga menyadari betapa pentingnya hasil pengamatan BMKG kepada para nelayan di Kotabaru yang sehari-hari mencari nafkah di laut.

Sedangkan saat berita ini diturunkan, kata Ahmadi, belum ada bantuan dari Pemda setempat kepada korban. Sedangkan korban rata-rata tidak mempunyai pekerjaan lain selain melaut. “Mudahan ada bantuan dari pemerintah untuk kami nelayan Lontar ini, karena kami tidak punya keahlian dan modal untuk pekerjaan selain dari nelayan,” ujar Be’du warga Lontar.

Ketua DPRD Kotabaru Alpidri Supian Noor MAP yang dihubungi Radar Banjarmasin via seluler, membenarkan bahwa tiap tahun pasti ada bagang yang rusak karena tekena badai di laut. “Memang biasa itu terjadi kalau musim Barat, sejak zaman orang tua saya bahari,” ujarnya.

Disi lain Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Cabang Kotabaru, Samsul mengatakan kalau rubuhnya bagang nelayan itu selain disebabkan oleh kencangnya angin, juga dikarenakan bangunan bagang sendiri yang terbuat dari bambu sehingga sangat mudah dibawa arus dan dirubuhkan angin, kalau dulu bangunan bagang terbuat dari kayu bakau sehingga lebih kuat.

Dia juga menyarankan agar pihak pemerintah Kotabaru memberikan bantuan kepada warga yang Pulau Laut Barat. Karena kasian, tambanya, dan seperti yang dituturkan para nelayan kalau mereka itu tidak mempunyai keahlian lain selain dari melaut.

Dan akibat dari musibah itu, otomatis untuk beberapa bulan kedepan pasokan ikan teri Lontar akan mengalami kekosongan, dan membuat harga di pasaran melambung berkali-kali lipat. (mr-119)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar