Bagang di Lontar Kotabaru Dihantam Angin
PULUHAN BAGANG LONTAR RUBUH DITERPA BADAI
BMKG: Kemungkinan Masih Ada Badai Susulan
KOTABARU – Pada hari Sabtu (14/01), perairan di laut Pulau Laut Barat
Lontar diamuk angin badai, sehingga mengakibatkan puluhan bagang rubuh.
Kerugian nelayan pun ditaksir ratusan juta rupiah.
Ahmadi,
warga Lontar yang ditemui Radar Banjarmasin di Kotabar (18/01),
menceritakan peristiwa itu. Katanya, memang tiap tahun bagang di
perairan Lontar pasti rubuh ketika musim Barat seperti sekarang ini.
“Kalau pian ke laut, maka pian hanya melihat bagang yang dulu berdiri
sekarang hanya tinggal beberapa tiang saja lagi,” ujarnya.
Dia
juga menambahkan bahwa musibah itu juga hampir membuat nyawa pamannya,
Ruslan, hampir meninggal dunia. Hal itu, karena pada saaat kejadian,
pamannya itu sedang berada diatas Bagang, dan bersama Bagang itulah dia
larut hingga ke pantai Sekalian, sekitar 45 kilometer dari pantai Lontar
dimana Bagan berdiri.
Sedangkan Tellah (60), seorang warga
disana yang dihubungi Radar Banjarmasin via seluler mengaku sangat
berduka dengan adanya peristiwa itu. Keluarganya yang hanya mengandalkan
hasil dari Bagang sekarang tidak tahu harus bagaimana.
Memang
selama ini angin Barat di Lontar menjadi momok paling menakutkan bagi
para nelayan. Angin yang biasanya berhembus dari bulan Januari hingga
bulan Juli, sering sekali memporak porandakan segala bangunan yang ada
dilaut. Bahkan tahun kemarin jembatan PT IBT yang panjangnya 2 kilometer
juga patah akibat terjangan kapal tongkang yang larut di bawa angin.
Menyikapi fenomena ini, pihak BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi
Geofisika) yang diwakili oleh Staf Pengamat, Fajar mengakatkan kalau
kemungkinan masih bisa terjadi badai susulan yang diakibatkan oleh
bertemunya dua angin monsun utara dan selatan. Pertemuan dua angin ini,
lanjutnya, mengakibatkan timbulnya awan konvektif yang kemudian
berpeluang menjadi awan comulonimbus, dimana awan comulonimbus sendiri
dikenal sebagai awan penghasil badai.
Pihaknya sendiri akan
terus memantau pergerakan angin di Kotabaru, dan terus mengabarkannya
kepada masyarakat luas. Karena dia juga menyadari betapa pentingnya
hasil pengamatan BMKG kepada para nelayan di Kotabaru yang sehari-hari
mencari nafkah di laut.
Sedangkan saat berita ini diturunkan,
kata Ahmadi, belum ada bantuan dari Pemda setempat kepada korban.
Sedangkan korban rata-rata tidak mempunyai pekerjaan lain selain melaut.
“Mudahan ada bantuan dari pemerintah untuk kami nelayan Lontar ini,
karena kami tidak punya keahlian dan modal untuk pekerjaan selain dari
nelayan,” ujar Be’du warga Lontar.
Ketua DPRD Kotabaru Alpidri
Supian Noor MAP yang dihubungi Radar Banjarmasin via seluler,
membenarkan bahwa tiap tahun pasti ada bagang yang rusak karena tekena
badai di laut. “Memang biasa itu terjadi kalau musim Barat, sejak zaman
orang tua saya bahari,” ujarnya.
Disi lain Ketua HNSI (Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia) Cabang Kotabaru, Samsul mengatakan kalau
rubuhnya bagang nelayan itu selain disebabkan oleh kencangnya angin,
juga dikarenakan bangunan bagang sendiri yang terbuat dari bambu
sehingga sangat mudah dibawa arus dan dirubuhkan angin, kalau dulu
bangunan bagang terbuat dari kayu bakau sehingga lebih kuat.
Dia juga menyarankan agar pihak pemerintah Kotabaru memberikan bantuan
kepada warga yang Pulau Laut Barat. Karena kasian, tambanya, dan seperti
yang dituturkan para nelayan kalau mereka itu tidak mempunyai keahlian
lain selain dari melaut.
Dan akibat dari musibah itu, otomatis
untuk beberapa bulan kedepan pasokan ikan teri Lontar akan mengalami
kekosongan, dan membuat harga di pasaran melambung berkali-kali lipat.
(mr-119)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar