Pemancing Kotabaru Tewas Tenggelam
GARA-GARA KAKAP NYAWA MELAYANG
KOTABARU – Siang Kamis (19/01), sekitar jam 11.00, Pelabuhan Panjang
geger oleh kerumunan dan jerit histeris warga. Pelabuhan yang tidak
terlalu besar itu tumpah ruah olah masa, sementara kapal-kapal yang
bersandar di pelabuhan tampak oleng karena dipadati warga yang
menyaksikan detik-detik mayat Erly Effendy (35), diangkat dari dasar
laut.
Berdasarkan keterangan ayahnya, Yansah, Erly yang warga
RT 12 Jl Antasan Kuin Kecamatan Pulau Laut Utara dan sehari-hari bekerja
sebagai tukang parkir di Warung Selma, tenggelam di laut bawah
Pelabuhan Panjang sekitar jam 01.00 malam (19/01). Dimana saat itu,
katanya, Erly sedang memancing ikan bersama temannya, Gusti Rakhmadi.
Saat sedang asik-asiknya memancing, tiba-tiba umpan Erly dipatuk ikan.
Ikan itu, cerita ayah Erly, sangat kuat menarik nilon sehingga Erly
memutuskan untuk menyelaminya. Dia pun lantas membuka pakaiannya, hingga
tinggal bercelana dalam saja, turun ke dinginnya laut, sementara Gusti
memegang nilon dari atas jembatan.
Tidak lama menyelam, Erly
menyembul kepermukaan, sambil tangannya menggenggam ekor ikan kakap yang
memang sangat besar. Saat itu dia, katanya, sempat berujar gembira
karena kebehasilannya. “Nah, liat aku dapat iwak ganal,” ujar ayahnya
menirukan ucapan anaknya.
Namun ikan itu ternyata sangat kuat,
dan berhasil melepaskan diri. Kira-kira penasaran ingin mendapatkan ikan
kakap besar, dia pun lantas kembali menyelam. Nah, saat menyelam yang
kedua kalinya itu, Erly yang sudah pisah dengan istrinya ini dan
mempunyai seorang anak umur 3 tahun, tidak muncul-muncul lagi.
“Aku sudah melarangnya memancing, tapi dia keras kepala. Katanya, dia
bermimpi ada melihat sumur yang banyak ikannya, dan itu dia percaya
sebagai tanda akan dapat ikan besar kalau memancing,” ujar ayahnya lagi
dengan sedih.
Sementara dari keterangan anggota Tim Basarnas,
Adi, korban diduga ada terantuk tiang kayu ulin pelabuhan, karena pada
malam itu arus laut sangat kencang. Akibatnya, korban yang diakui oleh
keluarganya pandai berenang ini, diperkirakan pingsan setlah terantuk
dan kehabisan oksigen di dasar laut. Itu didukung dari keterangan
nelayan tradisional, Usman, yang pertama kali melihat mayat, mengatakan
kalau posisi mayat dalam keadaan tertelungkup di dasar laut.
Kasat Pol Air Akp Rokhmadi saat ditemui Radar Banjarmasin membenarkan
cerita itu, dan menambahkan kalau Penemuan mayat Erly, berhasil
dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Tim Basarnas Kotbaru, Pol
Air dan 6 orang penyelam tradisional Kotabaru. Penemuan itu sendiri,
diawali dengan kerja keras tim baik di dalam laut dengan menggunakan
perlatan selam, juga dengan menyisir daerah laut dalam radius hingga 500
meter dari titik jatuh korban, mulai dari puku 01.00 malam (19/01)
sampai keesokan harinya ketika mayat telah ditemukan.
Para
pemancing yang sore sehabis kejadian ditemui Radar Banjarmasin, mengakui
kebiasaan menyelam ketika umpan dimakan ikan kakap besar sering
dilakukan mereka yang jago berenang. Sebab, umumnya nilon yang digunakan
tidak terlalu kuat, hingga bila ditarik secara paksa ada kemungkinan
putus, juga di bawah jembatan banyak sekali kayu, dan sangat menyusahkan
untuk menarik ikan secara manual. “Kalau dapat ikan besar, kalau tidak
diselami rasanya gimana gitu, penasaran, mas,” ujar Iwan seorang
pemancing sambil melemparkan mata kailnya ketengah laut.
Belum
lagi dengan kenyataan bahwa mendapatkan ikan besar bisa membuat isi
kantong pemancing bertambah. Dipasaran sendiri, harga ikan kakap satu
kilonya Rp25 ribu. Dan ikan kakap yang sempat dipegang ekornya oleh
Erly, diperkirakan berbobot 7 kilo ke atas. Maka, pemancing di pelabuhan
Kotabaru pun merasa bahwa meninggalnya korban adalah takdir, sedang
mereka tetap harus melanjutkan pekerjaan harian itu, baik hanya sekedar
hobi atau mencari tambahan nafkah buat keluarga. (mr-119)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar