Minggu, 22 Januari 2012

Pemancing Kotabaru Tewas Tenggelam

GARA-GARA KAKAP NYAWA MELAYANG

KOTABARU – Siang Kamis (19/01), sekitar jam 11.00, Pelabuhan Panjang geger oleh kerumunan dan jerit histeris warga. Pelabuhan yang tidak terlalu besar itu tumpah ruah olah masa, sementara kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan tampak oleng karena dipadati warga yang menyaksikan detik-detik mayat Erly Effendy (35), diangkat dari dasar laut.

Berdasarkan keterangan ayahnya, Yansah, Erly yang warga RT 12 Jl Antasan Kuin Kecamatan Pulau Laut Utara dan sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di Warung Selma, tenggelam di laut bawah Pelabuhan Panjang sekitar jam 01.00 malam (19/01). Dimana saat itu, katanya, Erly sedang memancing ikan bersama temannya, Gusti Rakhmadi.

Saat sedang asik-asiknya memancing, tiba-tiba umpan Erly dipatuk ikan. Ikan itu, cerita ayah Erly, sangat kuat menarik nilon sehingga Erly memutuskan untuk menyelaminya. Dia pun lantas membuka pakaiannya, hingga tinggal bercelana dalam saja, turun ke dinginnya laut, sementara Gusti memegang nilon dari atas jembatan.

Tidak lama menyelam, Erly menyembul kepermukaan, sambil tangannya menggenggam ekor ikan kakap yang memang sangat besar. Saat itu dia, katanya, sempat berujar gembira karena kebehasilannya. “Nah, liat aku dapat iwak ganal,” ujar ayahnya menirukan ucapan anaknya.

Namun ikan itu ternyata sangat kuat, dan berhasil melepaskan diri. Kira-kira penasaran ingin mendapatkan ikan kakap besar, dia pun lantas kembali menyelam. Nah, saat menyelam yang kedua kalinya itu, Erly yang sudah pisah dengan istrinya ini dan mempunyai seorang anak umur 3 tahun, tidak muncul-muncul lagi.

“Aku sudah melarangnya memancing, tapi dia keras kepala. Katanya, dia bermimpi ada melihat sumur yang banyak ikannya, dan itu dia percaya sebagai tanda akan dapat ikan besar kalau memancing,” ujar ayahnya lagi dengan sedih.

Sementara dari keterangan anggota Tim Basarnas, Adi, korban diduga ada terantuk tiang kayu ulin pelabuhan, karena pada malam itu arus laut sangat kencang. Akibatnya, korban yang diakui oleh keluarganya pandai berenang ini, diperkirakan pingsan setlah terantuk dan kehabisan oksigen di dasar laut. Itu didukung dari keterangan nelayan tradisional, Usman, yang pertama kali melihat mayat, mengatakan kalau posisi mayat dalam keadaan tertelungkup di dasar laut.

Kasat Pol Air Akp Rokhmadi saat ditemui Radar Banjarmasin membenarkan cerita itu, dan menambahkan kalau Penemuan mayat Erly, berhasil dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Tim Basarnas Kotbaru, Pol Air dan 6 orang penyelam tradisional Kotabaru. Penemuan itu sendiri, diawali dengan kerja keras tim baik di dalam laut dengan menggunakan perlatan selam, juga dengan menyisir daerah laut dalam radius hingga 500 meter dari titik jatuh korban, mulai dari puku 01.00 malam (19/01) sampai keesokan harinya ketika mayat telah ditemukan.

Para pemancing yang sore sehabis kejadian ditemui Radar Banjarmasin, mengakui kebiasaan menyelam ketika umpan dimakan ikan kakap besar sering dilakukan mereka yang jago berenang. Sebab, umumnya nilon yang digunakan tidak terlalu kuat, hingga bila ditarik secara paksa ada kemungkinan putus, juga di bawah jembatan banyak sekali kayu, dan sangat menyusahkan untuk menarik ikan secara manual. “Kalau dapat ikan besar, kalau tidak diselami rasanya gimana gitu, penasaran, mas,” ujar Iwan seorang pemancing sambil melemparkan mata kailnya ketengah laut.

Belum lagi dengan kenyataan bahwa mendapatkan ikan besar bisa membuat isi kantong pemancing bertambah. Dipasaran sendiri, harga ikan kakap satu kilonya Rp25 ribu. Dan ikan kakap yang sempat dipegang ekornya oleh Erly, diperkirakan berbobot 7 kilo ke atas. Maka, pemancing di pelabuhan Kotabaru pun merasa bahwa meninggalnya korban adalah takdir, sedang mereka tetap harus melanjutkan pekerjaan harian itu, baik hanya sekedar hobi atau mencari tambahan nafkah buat keluarga. (mr-119)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar